Pada umur 13 tahun, Gu Nianzhi terbang ke Skotlandia untuk liburan dengan Huo Shaoheng. Saat berada di sana, ia memakan ikan dan kentang goreng khas di Kedai makan Caroline yang terkenal, terbaik di seluruh penjuru kota.
Semenjak itu ia jatuh cinta pada hidangan ini dan tak pernah melupakan rasanya. Ia bahkan sampai rela belajar membuat hidangan ini sendiri setelah pulang dari Skotlandia, tetapi Chen Lie akhirnya membuatnya berhenti; karena hidangan ini terlalu berminyak, tidak sehat, dan terlalu banyak mengandung lemak.
Tatapan mata Mei Xiawen semakin prihatin terhadapnya.
Baginya, ikan dan kentang goreng hanyalah makanan cepat saji, tidak lebih, yaitu makanan yang disajikan di McDonald dan KFC. Hidangan itu tidaklah layak disajikan di restoran besar. Siapapun yang memiliki uang atau memiliki status sosial tak akan pernah memilih makanan seperti itu.
"...Kurasa lebih baik malah kau pesan onion ring dan cumi goreng saja." Mei Xiawen dengan lembut menggenggam tangan Gu Nianzhi sambil berkata pada pelayang wanita yang sedang berdiri di pintu, "Maaf, saya akan pesan dua onion ring dan cumi goreng lagi."
Gu Nianzhi tak menyukai keduanya.
Tapi sebelum ia bisa merasa keberatan, pelayan wanita itu sudah langsung menyajikannya. Ia tentunya tidak boleh merasa jengkel akan hal itu sekarang, jadi dengan sopan ia mengambil beberapa gigitan. Tak sulit baginya untuk berpura-pura seperti yang biasa mereka lakukan. Sedangkan yang lainnya di meja itu memakan makanannya dengan lahap. Gu Nianzhi hanya menyeruput teh susunya sambil tersenyum dari balik cangkirnya.
Setelah mereka melahap makanan pembuka, ini saatnya hidangan utama. Mereka memesan hidangan Italia malam ini, yang juga berarti hidangan akan disajikan di piring masing-masing, ala Barat. Setiap orang sudah punya piring makanannya sendiri; siapapun tak perlu lagi untuk bangkit dan mengambil makanan dari piring sajian besar yang biasa dimaksudkan untuk berbagi makanan.
Mei Xiawen telah memesan dua hidangan untuk Gu Nianzhi: Daging sapi Milanese, dibumbui dengan bawang dan daun salam, dan ikan kod panggang dengan saus tomat.
Gu Nianzhi diam-diam menyingkirkan bawang ke pinggir, lalu memotong dagingnya kecil-kecil sesuai dengan seleranya.
"Nianzhi, bersulang untuk keberhasilanmu lolos ke Sekolah Hukum Universitas B!" Mei Xiawen sangat gembira ketika dia mengangkat segelas Moscato d'Asti - anggur putih manis dari Italia - ke arah Gu Nianzhi.
"Apa? Lil Sis, kamu sudah dapat surat diterima?! Kapan?!" kata Little Temptress, terkejut dan senang. Ia segera mengangkat gelas di depannya.
Kandungan alkohol untuk Moscato d'Asti hanya 5,5%; itu lebih seperti minuman berkarbonasi, hampir tidak memenuhi syarat sebagai minuman beralkohol. Mei Xiawen memilih ini karena ia masih akan menyetir nanti.
"Baru pagi ini. Profesor He mengirimiku surat penerimaan tepat setelah wawancara. Tapi itu hanya email. Beliau bilang aku akan mendapatkan surat resmi dalam tiga hari," kata Gu Nianzhi dengan gembira sambil juga mengangkat gelasnya.
Ia penuh suka cita sekarang.
Itu adalah salah satu keinginan terbesarnya untuk belajar dibawah bimbingan Profesor He Zhichu di Sekolah Hukum Universitas B.
"Usaha yang bagus!" Green Tea Fang juga telah mengangkat gelasnya; ia tersenyum anggun ketika berkata, "Ketika kamu melewatkan wawancara karena kamu sakit, aku hampir mati karena mual menonton Feng Yixi dari asrama lawan berjalan di kawasan kampus. Syukurlah ia membuat dirinya dalam masalah. Kalau tidak, aku harus lulus dengan mengetahui bahwa Feng Yixi telah diterima di Sekolah Hukum Universitas B - itu akan menjadi kenangan yang sangat tidak menyenangkan selama kuliah. "
Gu Nianzhi khawatir bahwa teman-teman sekamarnya akan marah padanya karena merahasiakan wawancaranya. Tapi teman-teman sekamarnya tidak terganggu sama sekali. Mereka tersenyum dan tertawa sambil memberi selamat padanya. Ia konyol karena telah khawatir akan hal itu.
Gu Nianzhi tersenyum lebar hingga sekarang bibirnya seperti melengkung ke atas secara permanen, seperti seekor banteng gila. Ia mengangkat gelasnya dan mereka bersulang dengan gembira.
Semua orang menenggak isi gelas mereka; segera setelahnya, suasananya menjadi santai. Mei Xiawen mengisi ulang gelas Gu Nianzhi dengan penuh perhatian, yaitu berhati-hati untuk tidak memberinya terlalu banyak; cukup sampai batas bagian bawah gelasnya.
Semua orang berbicara dengan suara lembut, terbawa dalam suasana berkelas di Restoran Red Manor.
Tiba-tiba telepon berdering; deringannya terdengar lebih mengganggu dan tidak pada tempatnya saat di sini daripada biasanya. Mei Xiawen mengerutkan kening sambil menatap ponselnya. Itu adalah panggilan masuk dari Ai Weinan. Ia merasa tidak ingin menerima telepon, jadi ia tidak mengangkatnya.
Tapi Ai Weinan lanjut mengiriminya pesan teks: "Class Rep, aku tepat di luar pintu masuk Restoran Red Manor."
Mei Xiawen: "..."
Ia memasukkan ponselnya kembali ke sakunya, berdiri, dan berkata kepada Gu Nianzhi, "Aku akan keluar sebentar. Nikmati makananmu—jangan pergi tanpaku." Ia menepuk pundak Strongman, dan berkata, "Bantu aku menghibur mereka. Aku akan segera kembali."
Setelah Mei Xiawen pergi, Little Temptress, yang duduk di samping Gu Nianzhi, menyesap anggurnya, dan bertanya, "Mengapa Class Rep pergi?"
"Sepertinya ada suatu urusan. Ada yang baru saja meneleponnya." Gu Nianzhi juga tidak tahu mengapa, jadi ia hanya menjawab sekenanya sebelum mengubah topik obrolan sepenuhnya. "Little Temptress, kudengar kau akan kembali ke ibu kota setelah lulus?"
"Ya, keluargaku terus memikirkan hal itu." Little Temptress memiliki ayam parmesan dan salad yang berisi selada, paprika, dan bayi gurita sebagai menu hidangan utamanya. Dengan garpu, ia mencampurkan keju yang dipotong halus ke dalam saus tomat dan mengoleskannya ke dada ayam. Ia kemudian memotongnya kecil-kecil dan mengunyahnya perlahan-lahan dengan penuh nikmat.
Kejunya terasa kaya, sausnya segar dan lezat; dicampur, rasanya menjadi agak berat di mulut. Anggur putih dengan persentase alkohol rendah sangat pas untuk melengkapi hidangannya.
Green Tea Fang memakan beberapa suap pasta tinta cumi, lalu berhenti dan menatap hampa ke pintu sambil memutar-mutar gelas anggur putihnya yang manis, pikirannya melayang ke tempat lain.
Baru setelah Mei Xiawen membawa seorang gadis yang rupawan dan cukup elok ke ruangan itu, ia tersenyum dan terbatuk kecil, lalu berkata dengan nada yang sarat makna, "Class Rep, kuperhatikan kau sibuk mendekati gadis-gadis cantik ya belakangan ini. "
Mei Xiawen menarik kursi untuk Ai Weinan dan memperkenalkannya kepada teman-teman sekelasnya: "Ini adalah Ai Weinan, teman sekelasku di SMP. Ia mahasiswa hukum di Universitas Z."
Mei Xiawen kemudian juga memperkenalkan teman-teman sekelasnya kepada Ai Weinan. "Ini adalah teman-teman sekelasku. Kamu sudah kenal Strongman, kan. Teman sekelasku yang lain adalah... Fang Wenxin, Cao Yunshan, Wang Junya, dan Gu Nianzhi."
Mei Xiawen sempat mempertimbangkan untuk mengenalkan mereka memakai nama julukan mereka, tetapi akhirnya memutuskan untuk memperkenalkan mereka dengan nama mereka yang sesungguhnya.
Ai Weinan tanpa ragu menuang segelas anggur untuk dirinya sendiri. Ia berkata, seolah-olah ia akan menjadi bintang utama malam ini, "Maaf aku terlambat. Aku akan minum tiga gelas anggur sebagai hukuman. Silahkan, nikmati semuanya. Xiawen memang benar-benar murah hati dengan teman-temannya. Sungguh, jangan malu-malu sekarang, makan apa pun yang kalian inginkan." Setelah mengatakan semua itu, ia menenggak gelasnya sekaligus, lalu mengulanginya dua kali dengan gelas berisi anggur putih lagi. Ia bersikap seolah-olah semua orang di meja adalah tamunya, dan hanya ada di sana karena ia yang mengundang.
Teman-teman sekamar Gu Nianzhi wanita yang lihai, sangat peka. Mereka langsung bisa melihat bahwa pendatang baru ini, secara halus, berusaha mendominasi.
Green Tea Fang tertawa ringan sambil diam-diam berkata dalam hati: Lihatlah gadis konyol ini, Ai Weinan, mempermalukan dirinya sendiri di depan kita, para penakluk sejati. Ayolah, trikmu sungguh kasar dan tidak canggih—aku bahkan sudah berhenti menggunakannya sejak SD!
Ia membalik gelas anggur di tangannya, dan berkata perlahan, "Hanya dengan meminum tiga gelas jus anggur itu bukan 'hukuman' namanya. Tiga cangkir sake baru namanya hukuman."
Little Temptress segera memanas-manasi ini. "Itu benar! Jika Nona Ai di sini benar-benar tulus ingin menebus kesalahannya sendiri, ia harus minum tiga cangkir sake!"
"Ooh, aku suka itu! Katakanlah, apakah Class Rep benar-benar mengundangmu untuk makan malam di sini?" Lady Cao tersenyum dengan ramah sambil mengangkat gelasnya sendiri.
Ai Weinan bengong. Ia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Class Rep tidak tahu aku akan datang ke Kota C hari ini. Apa perlunya dia mengundangku?"
Lady Cao meletakkan gelas anggurnya di atas meja dengan suara keras, tetapi suara dari mulutnya ringan dan santai, ia berkata, "Kalau begitu, omong kosong apa tadi tentang 'hukuman' untuk dirimu sendiri? Kau membuatnya terdengar seperti kami duduk di sini karena sedang menunggumu datang. Mukamu sungguh tebal seperti bagian bawah gelas anggur ini ya."
Wajah Ai Weinan memerah. Ia menatap Mei Xiawen, menggigit bibirnya, dan berkata, "Class Rep…."
Mei Xiawen tersenyum dan ia mencoba meredakan ketegangan. "Gadis-gadis ini memang sungguh lihai dalam melucu. Lidah mereka mungkin tajam seperti pisau, tapi mereka makhluk yang manis dan lembut di dalam, sungguh. Mereka hanya bersenang-senang denganmu."