Wen Shouyi membeku tak mampu berkata-kata setelah mendengarkan kata-kata Gu Nianzhi. Ia mengepalkan tinjunya dengan begitu erat sampai kukunya menusuk kulitnya.
"Kenapa Anda tidak mengatakannya?" Gu Nianzhi mendongak dari laptopnya untuk menatap Wen Shouyi, matanya yang besar tiba-tiba menyipit. Wen Shouyi yang tanpa ekspresi dan diam entah kenapa memberikan rasa deja vu padanya; bagaimana bisa? Gu Nianzhi tahu ia tidak pernah menatap Wen Shouyi secara langsung. Sejak pertama kali mereka bertemu dan melakukan pembicaraan tidak menyenangkan di depan asrama putri Fakultas Hukum Universitas C, Gu Nianzhi sudah menghalau wajah Wen Shouyi tanpa sadar. Bahkan bayang-bayang Wen Shouyi di dalam benaknya selalu kabur, dan bukan karena ia tidak ingat, tapi karena ia tidak ingin mengingat wajahnya. Gu Nianzhi tidak pernah merasakan kebencian yang seperti itu pada orang lain sebelumnya.