Huo Shaoheng terhanyut dalam perasaan yang tidak bisa ia gambarkan. Kelembutan yang sendu, cinta, gairah, kasih sayang—semua itu menghempasnya dalam ombak yang bergulung-gulung.
Huo Shaoheng tak bisa menahannya lagi. Dengan satu tarikan keras, ia memutar Gu Nianzhi menghadapnya.
Ia menyelipkan satu tangan ke rambut yang lebat dan berkilau di belakang kepala Gu Nianzhi, dan satu tangan lainnya di pinggangnya yang langsing. Ia mendorong Gu Nianzhi ke dinding di belakangnya, dan menahannya di sana.
Gu Nianzhi tidak bisa bergerak. Ia mendongak dan melihat alis Huo Shaoheng yang tebal dan sempurna, serta matanya yang gelap dan hitam legam mendekatinya.
Ia bisa merasakan napas Huo Shaoheng. Lengannya dengan refleks terjulur dan memeluk pinggang Huo Shaoheng yang kuat. Ia mengangkat dagu dan menatapnya, dan sebelum ia menyadarinya, bibir Huo Shaoheng sudah menekan bibirnya.