Jantung Gu Nianzhi berdegup kencang di dalam dadanya; ia gemetar dengan gugup namun tak berani untuk bersandar. Kalau ia benar-benar bersandar, apa yang akan dipikirkan Huo Shaoheng tentangnya?
"Kenapa kau tidak makan? Kau memerah, kau terkena demam?" Huo Shaoheng memperhatikan wajah Gu Nianzhi seraya ia berbicara pada Xue Jingjiang—wajahnya semerah tomat, jadi Huo Shaoheng menyentuh dahinya. Gu Nianzhi memang terasa hangat.
Duduk di sisi lain Huo Shaoheng, jantung Xue Jingjiang mencelos. Ia berharap gadis muda itu tidak jatuh sakit sekarang, karena sangat langka ia bisa bertemu dengan Huo Shao. Tidak perlu dipertanyakan lagi, Huo Shaoheng pasti akan membawanya pulang kalau gadis itu tidak merasa sehat.
"Apakah pendingin ruangannya kurang dingin? Aku akan meminta seseorang untuk menurunkan suhunya!" Xue Jingjiang bangkit dan bertanya pada Gu Nianzhi. "Kau mau susu hangat?" Gadis seimut itu akan cocok meminum susu, pikirnya.