Sejak hari naas itu, Xie Siyao hidup dalam penyesalan: menyesal karena hadir di pesta itu, menyesal karena telah minum-minum, dan menyesal karena tidak menyadari kehamilannya lebih awal...
Ia bahkan menghubungi Qian Ge sambil menangis, mencurahkan kesedihan dan rasa lukanya setiap malam ketika ia tidak bisa tidur.
Qian Ge sama sekali tidak gusar menghadapinya. Wanita itu bahkan menemaninya mengobrol hingga tengah malam.
Waktu itu, ia sungguh merasa ada yang menghiburnya. Ia tidak memiliki kekasih maupun seorang anak, namun ia masih punya Qian Ge... Meskipun mereka tidak memiliki awal persahabatan yang indah, namun Qian Ge memberinya perasaan hangat di saat-saat tergelap dalam hidupnya.
Xie Siyao baru menyadari saat itu juga, betapa bodohnya dirinya selama ini!