Tangan Yang Li baru saja hendak menyentuh pintu kayu itu ketika kedua kaki He Jichen dalam balutan sepatu kulit hitam melangkah masuk ke dalam kamar.
Setelah itu, Yang Li tidak punya waktu menutup pintu karena He Jichen telah mengulurkan tangannya dan menutup pintu begitu ia memasuki kamar.
*Kacha*
Jantung Yang Li berhenti berdetak untuk sesaat. Lelaki itu kemudian memandang He Jichen.
He Jichen lebih tampak seperti pemilik kamar itu dari pada dirinya; pria muda itu dengan santai berjalan mengelilingi ruangan dan berhenti di balkon seakan Yang Li tidak ada di sana. He Jichen mengambil sebotol anggur yang disediakan untuk dua orang wanita yang seharusnya datang, lalu menuangkan segelas anggur untuk dirinya sendiri. Perlahan ia memutar gelasnya, mendekatkannya ke bibir, dan mencicipi anggur itu.