"Jadi, He Jichen... kau masih ingin bersamaku, bukan?"
He Jichen terus memandang keluar jendela yang menjulang tinggi di dalam ruangan semenjak Ji Yi mulai bicara. Ketika gadis itu selesai, pandangannya menjadi agak kabur.
Ji Yi mencintaiku dan ia sudah lama tahu tentang perasaannya itu.
Ji Yi merindukan hari-hari yang dilewatkannya bersamaku.
Ji Yi sengaja memperdayaku untuk datang ke tempat ini hari ini untuk melamarku.
Seumur hidupnya, hal seperti ini hanya terjadi dalam mimpi terliarnya.
Dia ingin mengatakan pada Ji Yi bahwa dia ingin bersama dengan gadis itu.
Tetapi kata-kata itu terus bergejolak jutaan kali di dalam dadanya. Setiap kali kata-kata itu hendak terlontar dari bibirnya, kata-kata itu tertelan kembali.
Dia tidak mampu mengatakannya karena dia tahu benar apa artinya jika dia mengangguk dan menerima gadis itu.
Itu berarti bahwa ketiga orang wanita dari taman plum merah tadi akan mencemooh gadis itu.