Setelah sang pelayan menutup pintu, ruangan itu seketika berubah hening.
Pandangan mata Ji Yi terus terpaku pada wajah He Jichen dan air matanya tak kunjung berhenti mengalir.
Mereka terus saling bertatapan selama beberapa saat lamanya, lalu Ji Yi akhirnya berkata, "He Jichen..."
Tangisan Ji Yi membuat jemari He Jichen bergetar hebat. Segumpal bara rokoknya hangus menjadi abu yang berjatuhan ke lantai. Sebagian abu yang masih membara jatuh di punggung tangannya dan membakar kulitnya.
He Jichen belum bergerak sedikitpun sejak melihat Ji Yi. Abu rokok yang masih menyala di kulit tangan pemuda itu menyadarkannya. Ia berkedip perlahan lalu menjauhkan tangan dari sudut bibirnya.
Setelah mematikan rokok, dia sempat tertegun selama dua detik sebelum akhirnya menoleh ke arah Ji Yi lagi.