Di sana terlihat sesosok laki-laki yang mengenakan kaos sederhana dan celana hitam, sedang berdiri di depan jendela yang terbuka sambil membelakangi pintu.
Ada sebatang rokok di sela jemarinya. Angin malam berhembus melalui jendela yang terbuka dan meniup asap rokok serta helai rambutnya.
Setelah mendengar apa yang dikatakan oleh sang pelayan dan sebelum Ji Yi sempat menggerakkan kaki, seluruh titik lemah di tubuhnya seakan telah ditotok. Dia berdiri membeku di tempat, sama sekali tak bergerak sembari memandangi sosok di depannya itu.
Meskipun sudah lebih dari satu tahun berlalu, meski pemuda itu berdiri membelakanginya sehingga gadis itu tak bisa melihat wajahnya, hanya butuh waktu satu detik bagi gadis itu untuk mengenali orang yang selalu dia rindukan siang dan malam, orang yang telah dicari-carinya, dan dinanti-natikannya - He Jichen.