Chereads / Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu / Chapter 74 - Merindukan Masa Muda Kita (4)

Chapter 74 - Merindukan Masa Muda Kita (4)

Ketika He Jichen masih sangat muda dan belum mengerti, ia tidak terlalu memikirkan hal itu. Semakin dewasa, saat sudah duduk di bangku SMP, ia akhirnya mengerti bahwa Yuguang harus membayar semua keberuntungan He Jichen dengan kesehatannya.

Karena itulah He Jichen mengira jika ia menjadi anak nakal, orangtuanya akan lebih menyayangi He Yuguang.

Dari sanalah He Jichen mulai membolos dan terlibat perkelahian. Ia belajar untuk minum minuman keras dan merokok, bergabung dengan geng, dan pulang larut malam... Mungkin itulah masa paling 'berapi-api' dalam hidupnya. Dalam kurun waktu kurang dari dua bulan, ia berhasil mengalahkan Bos besar sekolah Yizhong di Sucheng yang sudah memimpin selama tiga tahun berturut-turut, dan ia pun menjadi Laoda[1] baru di sekolah itu.

Ketika itu, setiap kali He Jichen berjalan keluar dari sekolah, murid-murid yang lain ketakutan dan bersembunyi jauh darinya, tidak berani bersuara. Mereka yang cukup berani akan berbisik, "Dia adalah Laoda di Yizhong" atau "Kudengar Laoda sekolah kita dicegat di warnet semalam. Akhirnya, dia melawan lima orang dan menghajar mereka hingga babak belur " sembari dia lewat.

Kala itu, banyak murid-murid dari sekolahnya yang dengan sopan akan minggir dan memberi jalan baginya jika dia lewat, dan memanggilnya, "Kak Chen."

Selain cerita tentang masa kejayaannya yang 'berapi-api' itu, ketampanannya juga menarik perhatian banyak orang terhadap kehidupan cintanya.

"Apa kau tahu? Laoda sekolah kita sudah ganti pacar."

"Aku baru saja melihat Laoda kita makan di kantin bersama murid kelas tiga yang paling cantik."

"Kudengar gadis paling cantik dari sekolah sebelah datang ke sekolah kita hari ini untuk mencari Laoda kita..."

Padahal kenyataannya, He Jichen bahkan tidak berteman dengan para gadis itu, apalagi sampai berkencan dengan mereka. Paling-paling, mereka hanya akan mengobrol dengannya, atau hanya ingin bertemu dengannya.

Di masa itu, nama "He Jichen" memiliki reputasi di seluruh Sekolah Menengah Pertama di Sucheng.

He Jichen adalah seorang legenda dan sering menjadi bahan gosip. Semua orang yang mengenalnya atau pernah berbicara dengannya beranggapan bahwa hal itu adalah suatu kebanggaan tersendiri. Selain dua nama panggilan "Kak Chen' dan "Laoda Yizhong", dia juga dijuluki "Tuan He dari Sucheng" dan "Lady killer dari Sucheng."

Di masa itu, semua orang berspekulasi tentang gadis seperti apa yang mampu membuat He Jichen, Laoda Yizhong He Jichen jatuh hati...

Tebakan mereka sampai di telinganya ketika He Jichen sedang bergadang di warnet. Dia hanya mendengus dan menertawakan ide konyol mereka bahwa wanita yang akan menaklukkan hatinya mungkin bahkan belum lahir.

Mungkin karena ia terlalu sombong dan Tuhan tak sanggup lagi bersabar melihatnya, maka pada awal semester di kelas tiga, Tuhan memberinya seorang gadis.

Saat jam istirahat siang, He Jichen sedang bersandar pada tiang yang ada di lapangan olah raga, tempat yang aman dari tatapan ribuan murid lain. He Jichen sedang bersantai dan menghisap sebatang rokok.

Di momen paling santai itu, He Jichen mendengar percakapan beberapa orang gadis yang ada di belakangnya.

"Kawan-kawan, aku tanya ya—kalau kalian sedang jalan di malam hari sendirian, dan dicegat oleh dua berandalan yang ingin memperkosa kalian, apa yang akan kalian lakukan?"

"Telpon Polisi."

"Teriak minta tolong."

"Lari!"

Pada akhirnya, seorang gadis dengan suara paling lembut dan indah di antara mereka berkata, "Beri mereka masing-masing satu kondom."

Seketika itu juga, He Jichen tersedak oleh rokok di mulutnya, dan membungkukkan badan sambil terbatuk-batuk. Ketika ia menoleh ke arah mereka, ia melihat sekelebatan seorang gadis bertubuh tinggi elegan dan berambut panjang.

  1. Laoda: pemimpin yang dihormati dalam geng atau perkumpulan, memiliki arti kakak tertua