Demam Ji Yi belum mereda hingga keesokan paginya. Karena pengaruh obat yang membuatnya mengantuk, dia pun tertidur pulas.
Dalam tidurnya, dia bermimpi – sebuah mimpi yang sangat panjang.
Pada awal mimpinya, gadis itu memasuki sebuah restoran dengan santai. Dia lalu mendongak dan secara kebetulan mereka bertemu pandang.
Meskipun itu adalah sebuah mimpi, namun kejadian itu sebenarnya adalah sebuah memori.
Kejadian itu terasa begitu nyata dalam mimpinya, raut wajah He Jichen juga terlihat jelas dan realistis.
Di lapangan olahraga sekolah, dengan garang He Jichen menginjak punggung Sun Zhang dan berkata dengan sombongnya, "Minta maaf!"
Di bawah curahan hujan, He Jichen menghampirinya dengan wajah tegang dan meletakkan sebuah payung ke tangannya. Kemudian pemuda itu membalikkan badan dan pergi begitu saja, tanpa mengucapkan sepatah katapun.