Di luar jendela, terdapat banyak mawar Cina yang bermekaran di taman belakang The Golden Lounge.
Jendela itu terbuka, sehingga angin malam yang berhembus ke dalam ruangan membawa serta aroma bunga.
He Jichen memandangi rumpun mawar kuning tersebut tanpa berkedip untuk waktu yang lama sampai matanya terasa perih. Bulu matanya lalu bergetar pelan dan dia mengalihkan pandangan. Dia melihat ke arah kamar kecil, kemudian berbalik dan melangkah pergi.
Setelah maju dua langkah, He Jichen berhenti. Dia ingin kembali, tetapi pada akhirnya, dia mengurungkan niatnya itu. Sesaat kemudian, dia kembali menggerakkan kakinya menjauhi tempat itu.
He Jichen tidak kembali ke ruangan pribadi-nya, namun dia langsung naik lift menuju lantai satu The Golden Lounge.
Begitu dia keluar dari lift, manajer lobi The Golden Lounge melihatnya dan lalu menghampirinya. "Tuan He, anda mau pergi?"