Semakin Ji Yi memikirkan hal itu, ia menjadi semakin bersemangat, dan semakin yakin bahwa semua kata-kata itu bukan sekedar mimpi belaka.
Sekitar setengah menit kemudian, mata Ji Yi terbelalak lebar.
Ya... Kata-kata itu bukan berasal dari mimpiku. Semua itu adalah apa yang dikatakannya kepadaku melalui telepon, di hari setelah skandalku membesar.
Tetapi waktu itu, Ji Yi sangat mengantuk dan linglung, sehingga ia mengira semua itu hanya mimpi.
Jadi rupanya, He Jichen sudah memberikan petunjuk akan niatnya sejak lama. Hanya saja aku tidak memperhatikannya... Aku sudah salah paham terhadapnya!
Memikirkan hal itu, Ji Yi mendadak berbalik dan bergegas pergi ke trotoar.
Dia mengangkat tangan, memanggil taksi dan masuk mobil.
Tanpa menunggu sang sopir menanyakan tujuannya, dia sudah memberitahu pria itu terlebih dulu. "Pak, tolong antar saya ke bandara."