Di hadapannya ada He Jichen yang sedang bersandar di kepala ranjang. Tubuhnya terjatuh menimpa tubuh He Jichen yang sedang lengah.
Tubuh ramping Ji Yi cukup ringan, tetapi gadis itu jatuh di atas tubuhnya dengan cukup keras sehingga He Jichen merasakan sakit yang menyengat di dadanya ketika terbentur oleh kepala Ji Yi. Pemuda itu spontan memejamkan mata dan menarik napas tajam.
Dampak dari benturan itu juga menyakitkan Ji Yi. Karena He Jichen selalu berolahraga secara rutin, dadanya kekar dan padat seperti batu sehingga saat kepala Ji Yi membenturnya, gadis itu hampir meneteskan air mata karena kesakitan.
Setelah sekitar satu menit, Ji Yi pulih dari rasa sakit itu dan mendongak sambil mengulurkan tangan untuk mengusap bagian kepalanya yang berdenyut-denyut.
Pada saat yang bersamaan, rasa sakit He Jichen perlahan berkurang, dan pelan-pelan dia membuka mata dan melihat Ji Yi yang sedang mengangkat kepalanya. Kedua pasang mata mereka beradu.