Dia adalah satu-satunya orang di dunia ini yang tahu betapa menggairahkan gadis itu baginya.
Ji Yi tidak perlu berusaha merayunya atau dengan sengaja memancingnya. Gadis itu juga tidak perlu memutar otak untuk menjebaknya. Hanya dengan selayang pandang, seulas senyum, atau satu langkah maju ke arahnya, sudah cukup untuk membuat dirinya tak berdaya.
Apalagi saat ini gadis dambaannya itu sedang dalam keadaan kusut setelah bermesraan dengannya dan ruangan itu dipenuhi hawa sensual. Dan dia sudah mendekapnya dalam waktu yang lama...
He Jichen merasakan darahnya mendidih. Dia buru-buru memejamkan mata, mengeratkan bibir, dan mengekang gairah yang mendidih di dalam dirinya. Pemuda itu lalu mundur dan melepaskan diri dari jari-jemari Ji Yi.
Hanya Tuhan yang tahu betapa besar tenaga yang dikerahkannya untuk menggerakkan kakinya menjauhi gadis itu.