——"Sudah melepaskan semua amarahmu yang terpendam itu?"
——"Itu sudah cukup."
Saat itu Ji Yi mengerti apa maksud He Jichen. Tidak masalah jika kejadian itu mempengaruhi bisnisnyaꟷitu tidak penting. Yang penting bagi He jichen adalah agar Ji Yi dapat melepaskan semua amarahnya yang terpendam.
Hati Ji Yi mendadak tergetar dan dia merasa seakan ada begitu banyak hal yang ingin dia sampaikan pada He Jichen. Yang terutama adalah, dia ingin mengucapkan "terima kasih" pada He Jichen. Dia juga ingin mengatakan betapa ia senang atas apa yang sudah dilakukan oleh He Jichen untuknya, dan berharap agar He Jichen terus memperdulikannya. Akan tetapi, kata-kata itu tercekat di tenggorokannya, dan mendadak ia tak dapat berkata-kata.
Mungkin sebaiknya aku memulai dengan berterima kasih padanya...
Ji Yi tetap terdiam selama beberapa saat sebelum akhirnya memutuskan untuk menyampaikan apa yang ada dalam benaknya pada He Jichen. Tetapi tiba-tiba, ia mendengar sebuah suara yang renyah dan lembut di dekatnya yang berkata: "Jichen."
Seketika itu juga, kata-kata yang hendak diucapkan oleh Ji Yi tertahan di bibirnya. Sesaat ia ragu, lalu berbalik ke arah asal suara itu.
Ternyata Chen Bai datang mengawal seorang wanita muda yang cantik, ke tempat di mana mereka sedang duduk.
Kulit wanita itu begitu putih dan wajahnya sangat elok. Meskipun dia memakai busana kerja dan rambutnya dikuncir, hal itu tidak dapat menutupi aura feminin yang dimilikinya. Dengan sekali lihat saja, Ji Yi sudah terpesona oleh kecantikannya, apalagi para pria.
"Tuan He, Nona Xia..." Chen Bai mendekat dan berhenti di depan He Jichen. Sebelum sang asisten sempat menyelesaikan kalimatnya, wanita itu sudah menyapa He Jichen, ia berlari mendekat dan berbicara sambil tersenyum ceria, "Jichen, apa kau terkejut karena aku datang tiba-tiba?!"
Ji Yi tidak yakin apakah He Jichen senang dikejutkan oleh "Nona Xia" yang diperkenalkan oleh Chen Bai itu, tetapi pemuda itu terdiam beberapa saat. Kemudian bibirnya mulai bergerak "Kenapa kau bisa ada di sini?"
Wanita itu tidak buru-buru menjawab, dia justru bergegas menghampiri Chen Bai yang berdiri di dekatnya sambil meminta, "Chen Bai, tolong ambilkan aku segelas air dulu. Aku kehausan."
Ada cukup ruang di antara Ji Yi dan He Jichen di sofa untuk diduduki satu orang lagi. Setelah wanita itu mengalihkan pandangannya dari Chen Bai, melihat tempat kosong di sebelah He Jichen, ia lalu menjawab pertanyaannya tadi, "Ini semua salahmu. Sudah lama kau tidak kembali ke Sucheng, aku ingin bertemu denganmu. Karena pestamu diadakan di Shanghai Starlight, aku ingin memberimu kejutan yang menyenangkan, jadi aku diam-diam mampir..." Tanpa sungkan dia langsung duduk, memisahkan Ji Yi dan He Jichen secara paksa.
Wanita itu menggerakkan tangannya saat bicara sehingga aroma parfumnya mencapai lubang hidung Ji Yi.
"...Jichen, karena malam ini adalah pesta akhir syuting, kau akan libur besok, kan? Kenapa kau tidak pergi ke Shanghai denganku selama dua hari..."
Suaranya terdengar sangat indah, tetapi entah mengapa, setelah beberapa saat mendengarkannya, Ji Yi mulai merasa pusing. Bahkan parfum yang dipakai wanita itu mulai menusuk hidungnya.
"...aku ingin naik kapal pesiar di malam hari di sepanjang sungai Huangpu. Aku juga ingin pergi ke Disneyland, dan aku ingin shopping..."
Chen Bai kembali dan menyela wanita itu. "Nona Xia, ini air minum anda."
"Terima kasih." Wanita itu mengambilnya, lalu menoleh dan memberitahu He Jichen, "... Jichen, aku juga ingin pergi ke 'Oriental Pearl Tower'..."