Chereads / Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu / Chapter 348 - Ji Yi, Maukah Kau Mempercayaiku? (8)

Chapter 348 - Ji Yi, Maukah Kau Mempercayaiku? (8)

Aku akan berjanji satu hal lagi padamu…. Aku tidak akan menjadikanmu sapi perah ketika kau terkenal, dan aku tidak akan berbalik meninggalkanmu saat kau berada di titik terendah

Maukah kau mempercayaiku?

Jika kau bersedia… bergabunglah dengan YC.

Kata-kata itu berulang kali melintas di benak Ji Yi, membuat air matanya mengalir semakin deras. Pada akhirnya, Ji Yi harus membekap mulutnya sendiri untuk meredam isak tangisnya. Namun semakin dia menangis, semakin senyum di bibirnya merekah.

Ji Yi tersenyum dan menangis seperti itu untuk waktu yang lama sebelum akhirnya dapat menguasai diri. Ia terhuyung ketika bangkit. Dari balik jendela, terlihat matahari sudah terbit dan cahaya merah terang menghiasi seisi kota menciptakan pemandangan yang luar biasa indah.

-

Gadis itu mengatakan bahwa dia kurang tidur dan kembali ke kamar untuk beristirahat kembali, tetapi bagaimana dia bisa tidur dengan pikiran yang kacau-balau seperti itu?

Ia berbaring di ranjang, membolak-balikkan badan untuk waktu yang lama. Baru saat He Jichen mengetuk pintu, ia teringat bahwa mereka harus kembali ke Hengdian. Ji Yi akhirnya turun dari ranjang.

Saat membasuh wajah di kamar mandi, ia memercikkan air dingin ke matanya untuk waktu yang lama demi meredakan bengkak di matanya akibat terlalu banyak menangis.

Saat keluar kamar, He Jichen sudah selesai berkemas dan sedang menunggunya.

Merasakan tatapan pemuda itu, ia tidak berani menoleh ke arahnya. Seraya berjalan menghampiri He Jichen, ia berkata lirih, "Ayo berangkat."

He Jichen tidak mengatakan apapun, tetapi terus memandangi Ji Yi untuk beberapa saat sebelum melangkah keluar dari pintu.

Ji Yi lalu mengikuti di belakangnya.

Ketika keluar dari lift, Chen Bai, yang semalam pergi terlebih dahulu, sudah menunggu di lobi. Melihat mereka berdua, pria itu segera menyapa. Dia mengambil laptop dari tangan He Jichen dan menyerahkan kantung berisi sarapan.

Chen Bai sudah mengatur check out mereka dari kamar hotel dan mengambil kunci mobil dari petugas valet. Dengan cekatan, ia membuka pintu penumpang.

Setelah He Jichen dan Ji Yi masuk, Chen Bai pun masuk dan menyalakan mobil.

He Jichen dan Ji Yi menyantap sarapan mereka di dalam mobil. Tak lama kemudian, He Jichen menyandarkan diri di kursi mobil, memejamkan mata dan segera terlelap. Dia pasti lelah karena tidak tidur semalaman.

Rasa kantuk He Jichen sepertinya menular pada Ji Yi yang duduk di sebelahnya. Gadis itu pun mencoba tidur.

Jalan menuju Hengdian sedang dalam perbaikan, sehingga mobil terlonjak-lonjak selama perjalanan, membangunkan Ji Yi yang tidak bisa terlelap.

Saat memeriksa jamꟷgadis itu mendapati bahwa sudah hampir satu jam sejak mereka berangkat. Mereka akan tiba di lokasi syuting sekitar dua puluh menit lagi. Karena ada pengambilan adegannya nanti, Ji Yi tidak berani tidur lagi karena khawatir tidak bisa bangun tepat waktu. Ia memutuskan duduk dengan siaga selama sisa perjalanan.

Suasana di mobil sangat hening. Melalui kaca jendela, Ji Yi memperhatikan daerah sekeliling mereka untuk beberapa saat, tetapi untuk yang kedua kalinya, pandangannya tertuju pada wajah He Jichen yang sedang tidur, matanya terpaku di sana dan pikirannya berkecamuk, tak terkendali.

Pikirannya simpang siur, namun ketika mobil akhirnya sampai di studio film, gadis itu tiba-tiba menyadari bahwa He Jichen sangatlah piawai. Dia jelas punya banyak aktris yang lebih bagus untuk dipilih, jadi apa alasan sebenarnya memilihku?

Mungkinkah sebenarnya dia memang berniat untuk mengontrakku sejak awal?

Jadi, baik itu "The Imperial Palace" maupun Huan Ying Entertainment, dia mempersiapkan semua itu untukku?

Mobil lalu berhenti, lalu Chen Bai dan He Jichen keluar dari dalam mobil, tetapi Ji Yi, yang tenggelam dalam pikirannya, agak lambat bergerak.

Dia belum tersadar sampai akhirnya Chen Bai memanggilnya. Gadis itu lalu buru-buru keluar dari mobil.

Seluruh tim produksi sedang menunggu He Jichen, jadi setelah Ji Yi keluar dari mobil, pemuda itu lalu berbalik sambil berkata pelan, "Aku pergi duluan untuk memulai pekerjaan hari ini."