Chereads / Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu / Chapter 343 - Ji Yi, Maukah Kau Mempercayaiku? (3)

Chapter 343 - Ji Yi, Maukah Kau Mempercayaiku? (3)

"Ah, dengan sifatnya ini, dia benar-benar rugi. Di luaran dia bersikap tenang dan pura-pura berhati dingin. Pada akhirnya, setelah semua yang dia lakukan, dia tidak mendapatkan pengakuan atas perbuatan baiknya, jadi semua orang pasti salah paham padanya."

Sebelumnya, kapan dia pernah peduli jika orang salah paham padaku? Apakah ini berarti dia mengkhawatirkanku?

Jari-jari He Jichen sedikit gemetar ketika membaca pesan itu; pandangannya terpaku pada layar ponsel.

Setelah dua belas detik, dia menyadari bahwa orang-orang dalam konferensi video-nya sedang memandanginya dengan ekspresi yang aneh. Dia buru-buru menenangkan diri dan menunjukkan ekspresi serius sembari membalas pesan Ji Yi: "Sepertinya makan malam kali ini sedikit merubah kesan Manman pada Jichen."

"Lebih tepatnya, kesanku padanya berubah banyak. Semua yang ku ketahui malam ini memutar-balikkan semua yang kutahu tentangnya dulu. Dia yang sebenarnya benar-benar berbanding terbalik dari kesanku atas dirinya sebelumnya. Selama ini aku selalu berpikir bahwa dia adalah orang yang suka merendahkan, sombong, dan kasar, tetapi malam ini, aku menyadari bahwa dia tidak seperti itu. Dia terlihat dingin di luar, tetapi sebenarnya hangat di dalam, baik hati dan tulus, dan dia memperlakukan teman-teman dan keluarganya dengan sangat baik. Terlebih lagi, dia benar-benar serius dengan gadis yang disukainya. Dia punya kelebihan yang hanya dimiliki oleh segelintir pria..." Ji Yi terdiam sesaat, lalu menambahkan, "Dia tampan, berasal dari keluarga yang baik, dan dia sangat berbakat. Kalau dipikir-pikir, dia benar-benar sempurna."

Ketika mengatakan hal ini, dia memikirkan tentang si "Gadis Cola" dan tidak bisa menahan diri, lalu mengeluh pada "He Yuguang": "Kalau kupikir-pikir, gadis yang disukainya itu pastilah buta karena tidak memilihnya."

Belum sampai sepuluh detik berlalu setelah dia mengirim pesan itu, ketika ia mendengar suara tawa pelan.

Dia spontan menoleh ke arah He Jichen yang sedang duduk di belakang laptopnya, tertawa sambil memandangi ponselnya.

Bukankah dia sedang meeting? Bagaimana dia bisa teledor seperti itu? Dan sampai tertawa terbahak-bahak begitu…

He Jichen mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Ji Yi seakan baru menyadari bahwa gadis itu sedang menatapnya. Setelah mereka bertemu pandang, dia segera menghapus senyum di wajahnya, lalu menoleh memandang ekspresi para eksekutif yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Pemuda itu mendeham, memperbaiki ekspresi wajahnya, dan menjawab, "Lanjutkan"

"He Yuguang" pasti sedang sibuk dengan sesuatu, karena dia tidak menjawab pesan Ji Yi.

Gadis itu lalu menelusuri situs Weibo sembari menunggu rasa kantuknya datang. Setelah beberapa saat, dia membuka WeChat dan menyadari bahwa He Yuguang masih belum menjawab.

Ji Yi baru saja hendak keluar dari WeChat dan melanjutkan menelusuri situs Weibo ketika dia melihat sekilas dari sudut matanya pesan-pesan yang sudah dikirimkannya kepada He Yuguang: "Dia terlihat dingin di luar, tetapi sebenarnya hangat di dalam, baik hati dan tulus, dan dia memperlakukan teman-teman dan keluarganya dengan sangat baik. Terlebih lagi, dia benar-benar serius dengan gadis yang disukainya. Dia punya kelebihan yang hanya dimiliki oleh segelintir pria..."

Semua pujian untuk He Jichen itu diketik dengan jari-jariku?

Ji Yi mengerutkan kening seolah tak percaya, kemudian melihat kalimat berikutnya: "Dia tampan, berasal dari keluarga yang baik, dan dia sangat berbakat. Kalau dipikir-pikir, dia benar-benar sempurna."

Gadis itu terperangah.

Tanpa sepengetahuanku, Aku sebenarnya… telah merubah penilaianku pada He Jichen sampai sejauh ini?

Ji Yi spontan menoleh pada He Jichen melalui pantulannya pada jendela kaca di dekatnya.

Pemuda itu sedang menggerakkan bibir, berbicara dengan pelan sambil memakai headphones.

Ji Yi tidak dapat mendengar apa yang dikatakannya, tetapi dia terhanyut dalam lamunan lagi sembari menatap pemuda itu, seperti yang dia lakukan ketika berada di dalam mobil, dalam perjalanan kembali dari Danau Barat.