Setelah beberapa saat, Fatty menoleh dan membuka mulut, seakan hendak mengatakan sesuatu. Sebentar kemudian, Fatty menoleh ke arah Ji Yi lagi dan membuka mulutnya, mencoba untuk bicara lagi, tetapi tidak ada kata-kata yang keluar. Pada akhirnya, dia menelan ludah dengan susah payah dan memaksakan diri berkata. "Maaf, aku terbawa emosi tadi."
Mendengar hal itu, Ji Yi melihat ke arah Fatty dengan tetap membisu.
Ruangan itu kembali diselimuti kesunyian.
Seakan merasa gelisah oleh sesuatu, pemuda itu mengangkat gelas, lalu meneguk habis anggurnya. Kemudian dia meletakkan gelas itu di meja dengan keras sambil terus menatapnya selama dua detik. Setelah beberapa saat, ia memiringkan kepala ke arah Ji Yi dan berkata dengan suara serak, "Ji Yi, jika Kak Chen berbuat salah padamu, aku mewakilinya minta maaf... Tetapi percayalah padaku, Kak Chen bukan orang jahat..."
Ketika mengatakan hal itu, suara Fatty terdengar penuh percaya diri. "Dia adalah orang paling baik di dunia ini yang aku, Su Han, pernah temui dalam hidup..."
Ji Yi yang belum sepenuhnya mencerna segala hal yang diceritakan oleh Fatty tentang kehidupan mereka empat tahun yang lalu, terkesima mendengar perkataan pria itu.
Dia sudah mendengar He Jichen digambarkan sebagai pria tampan, kaya, mapan dan sangat pandai. Sedangkan sisi buruknya, paling-paling hanya disebut sebagai pria yang dingin, susah didekati, gampang marah, dan tukang bully nomor satu di Sucheng... Sedangkan untuk yang dikatakan oleh Fatty, "orang paling baik di dunia" adalah pertama kalinya Ji Yi mendengarnya.
Fatty mulai mabuk, tetapi dia masih sepenuhnya sadar. Meskipun Ji Yi tidak memberi tanggapan, pemuda itu dapat melihat kebingungan di wajah Ji Yi. Dia mengangkat botol anggur, tetapi tidak menuang anggur ke dalam gelasnya, melainkan langsung menenggak anggur itu dari botolnya. "Kau tidak mempercayai ucapanku, bukan?"
"Tapi apakah kau tahu? Aku sudah mengenal Kak Chen sejak SD. Dulu, Kak Chen adalah murid teladan. Dalam setiap pertemuan, guru-guru selalu memujinya. Dia adalah anak panutan yang dijadikan contoh oleh setiap orang tua."
"Saat masih kecil, aku gendut, jadi semua teman sekelas tidak ada yang mau main denganku. Mereka suka mengejekku... tetapi Kak Chen tidak begitu. Dia tidak pernah mengasingkanku. Suatu hari, saat aku dikepung oleh anak-anak yang jauh lebih tua dariku, Kak Chen berdiri di depanku dan membelaku. Sejak saat itu, aku memutuskan untuk mengikuti Kak Chen, apapun yang dikatakannya."
"Kak Chen meraih peringkat pertama di ujian tingkat SD di seluruh distrik..."
Mendengar hal ini, rasa sangsi melintasi mata Ji Yi.
Nilai He Jichen selalu jelek, dan dia dikenal sebagai murid paling buruk di seluruh sekolah. Tetapi setelah SMA, nilainya mulai naik...
"Kenapa? Terkejut?" Fatty memandang Ji Yi seakan gadis itu tidak tahu apa-apa dan kembali memuji-muji He Jichen: "Kuberitahu ya, Kak Chen bukan hanya pintar dalam hal pelajaran. Saat itu, dia juga pandai bermain piano. Dia meraih juara satu dalam perlombaan piano nasional tingkat anak-anak. Kemampuannya memainkan piano sangat luar biasa sampai-sampai seorang pianis handal kenamaan yang melihat potensinya pergi ke rumah keluarga He secara pribadi untuk mengambilnya menjadi murid..."
Setelah mengatakan hal ini, nada suara Fatty terdengar agak menyesal. "...Mungkin jika tidak ada He Yuguang, masa depan cerah Kak Chen akan melaju tanpa batas."
"Kak Yuguang?" Ketika mendengar hal ini, Ji Yi sedikit mengerutkan kening dan tidak dapat menahan diri untuk bertanya, "Apa hubungannya hal ini dengan Kak Yuguang?"
"Bagaimana mungkin hal ini tidak ada hubungannya dengan dia? Karena dialah Kak Chen berkelahi, tidak belajar, dan terus menerus membuat masalah. Itu karena Kak Chen ingin anggota keluarga He untuk memperlakukan He Yuguang dengan lebih baik, mengingat dia memang terlahir lemah. Kak Chen mengira jika dia semakin berprestasi, dia akan semakin dimanja oleh keluarga He dan He Yuguang akan semakin diabaikan."