Sebelum Chen Bai berlalu, dia memanggil pelayan untuk mengambil mangkuk kosong Ji Yi.
Sang pelayan membawa nampan, lalu mengelap meja dengan kain. Ketika hendak pergi, Bo He bertanya, "Permisi, boleh saya minta tiga gelas anggur?"
Sambil mendengarkan Han Zhifan, He Jichen berhenti mengupas kacang dan juga memesan, "Bisa saya minta segelas susu hangat?"
"Tentu saja. Tuan, Nona, mohon tunggu sebentar," kata pelayan itu dengan sopan sebelum mengundurkan diri.
Begitu berkumpul, ketiga sahabat wanita itu tentu akan saling mengobrol, maka Ji Yi segera mengingatkan Tang Huahua dan Bo He untuk memelankan suara mereka karena He Jichen dan Han Zhifan sedang membicarakan masalah bisnis.
Ji Yi masih lapar bahkan setelah memakan sup pedasnya, maka ia pun mengambil segenggam kacang lagi.
Setelah makan sup pedas dan sejumlah kacang, mulut Ji Yi terasa kering, maka ia pun mengambil segelas anggur. Ketika ia hendak meminumnya, tangan He Jichen mengambil gelas itu darinya tanpa peringatan.
Ji Yi masih tercengang ketika He Jichen memberinya segelas susu hangat sebagai gantinya. Ia lalu mendengar suara He Jichen berbisik di telinganya: "Kau sudah minum cukup banyak. Kalau kau minum lagi, perutmu akan sakit."
Sepertinya urusan penting yang harus didiskusikannya dengan Han Zhifan masih belum selesai, karenanya setelah membisikkan hal itu, dia kembali menoleh pada Han Zhifan.
Dengan segelas susu di tangan, Ji Yi menatap He Jichen sesaat, yang sedang serius mendengarkan perkataan Han Zhifan. Ia baru tersadar setelah Tang Huahua menyenggol lengannya. Gadis itu lalu mengalihkan pandangan dan kembali berbincang-bincang dengan Tang Huahua dan Bo He.
Sebenarnya, He Jichen tidak pernah berencana untuk mengurus bisnis hari ini, tetapi mendadak ada suatu hal penting yang harus dia bicarakan dengan Han Zhifan untuk waktu yang lama.
Setelah pembicaraan mereka selesai, Han Zhifan, yang sudah cukup lama menyadari kehadiran Cheng Weiwan lalu membuat alasan untuk pergi ke kamar kecil dan berlalu dari tempat itu.
He Jichen diam-diam menoleh kepada ketiga orang wanita yang sedang memperhatikan layar ponsel mereka. Dia bersandar pada sofa dan mengusap-usap matanya yang agak bengkak setelah terlalu lama menatap layar komputer.
Tanpa pembicaraan bisnisnya dengan Han Zhifan, tempat itu jadi jauh lebih sepi. He Jichen bahkan dapat mendengar apa yang dibicarakan oleh ketiga wanita itu.
"Dari pengalamanmu, apa kata paling romantis yang telah menyentuh hatimu?" tanya Tang Huahua.
Tang Huahua memiringkan kepalanya dan menjawab terlebih dulu, "Bagiku, kata-kata paling romantis adalah, "Ambil kartu kredit ini, dan belanjakan sesuka hatimu!'"
"Idih… Bagiku, kata-kata paling romantis adalah "Tugasmu adalah terlihat cantik, dan tugasku adalah mencari uang untuk keluarga kita!'" canda Bo He.
"Pffft, apa bedanya itu dari kata-kataku?" timpal Tang Huahua, kesal. Lalu Tang Huahua kembali bertanya, "Xiao Yi, bagaimana denganmu?"
"Aku?" jawab Ji Yi dengan suara pelan. "Bagiku, kata-kata paling romantis adalah…" Ia berpikir selama sekitar tiga detik sebelum melanjutkan dengan berkata, "…kau tidak pernah sendiri, kau masih memilikiku."
He Jichen mendadak berhenti mengusap matanya.
Dia sendiri yang mengucapkan kata-kata itu ketika berpura-pura sebagai He Yuguang.
Tetapi, dia baru saja mengatakan bahwa itu adalah kata-kata paling romantis… apakah dia merasa tersentuh karena He Yuguang yang mengatakannya?
Tiga orang wanita di depannya tidak menyadari ada yang aneh dengannya, dan terus berbisik-bisik.
"Si puitis Yi..."
"Xiao Yi, ayo mengaku… siapa yang mengatakan hal itu kepadamu?"
He Jichen spontan mendongak dan memandang gadis itu. Ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Tang Huahua, kejengahan melintasi wajah Ji Yi.