Ji Yi lalu naik lift ke lantai atas menuju kamarnya. Ketika melewati kamar 2020, dia menyadari bahwa pintu kamar terbuka dan dia dapat mendengar suara tangisan lirih seseorang dari dalam kamar.
Merasa penasaran, ia pun mengintip melalui sela pintu yang terbuka dan melihat seorang wanita sedang jongkok di lantai. Ada sekitar dua atau tiga orang wanita lain di dekatnya yang menghiburnya ketika dia mengemasi kopernya.
"Kexin, jangan menangis. Setelah meninggalkan tempat ini, kau masih bisa menemukan pekerjaan yang lain. Kau tidak akan selamanya jadi pengangguran."
Kexin… bukankah dia adalah penata rias? Dia meninggalkan tim produksi "Three Thousand Lunatics"? Dari percakapan mereka, sepertinya si penata rias bernama Kexin ini tidak ingin pergi…
Ji Yi mengerutkan kening terpana sambil memperlambat langkahnya.
"Kau tidak bisa menyalahkan siapapun atas hal ini. Siapa suruh kau berjanji pada Tang Jie untuk melakukan semua hal itu?"
"Ya, lain kali kau harus berhati-hati. Jangan melakukan hal tak terpuji seperti itu hanya demi sedikit uang. Siapa tahu kapan karma akan datang padamu."
"Terlebih lagi, mereka memecatmu secara pribadi, jadi hal ini tidak akan terlalu mempengaruhi masa depanmu. Jangan menangis…"
Setelah mendengar bagian terakhir itu ketika berjalan melewati pintu, langkah kaki Ji Yi mendadak terhenti.
Tang Jie adalah asisten Qian Ge, dan Kexin bertanggung jawab mengurus riasannya setiap hari. Kemarin di lokasi syuting, penanggung jawab kostum menunjuk Kexin demi menyelamatkan dirinya, dan mengatakan pada semua orang bahwa Kexin-lah yang meletakkan obat pencahar ke dalam air minumku… Dan hari ini, dia dipecat dari tim.
Ketika hal itu melintas di benak Ji Yi, ia tiba-tiba teringat bagaimana pria di restoran itu menyerahkan kartu namanya dan mengatakan bahwa manajer restoran mendadak diganti di saat terakhir... Tentunya bukan kebetulan karena wanita penanggung jawab kostum itu juga menyebutkan si manajer restoran kemarinꟷdia mengatakan bahwa manajer Qian Ge menyuruh seseorang mengacaukan jatah makan siang Ji Yi.
Jadi, ini pasti bukan sebuah kebetulan.
Jika bukan sebuah kebetulan, maka...
Ji Yi mengatupkan bibirnya dan perlahan mulai menebak apa yang sebenarnya terjadi.
Dia terus berdiri di sana beberapa saat lamanya sebelum akhirnya terburu-buru pergi saat mendengar langkah kaki orang yang hendak keluar dari kamar itu. Ji Yi lalu bergegas ke kamarnya sendiri.
Di depan pintu kamarnya, Ji Yi menarik kunci kamar dan hendak membuka pintu. Sesaat ia ragu, kemudian membatalkan membuka pintu kamar dan kembali berjalan ke arah lift.
Ji Yi naik lift untuk turun ke lantai satu dan langsung menuju ke meja resepsionis hotel.
Seorang wanita muda tersenyum kepadanya dan bertanya, "Nona, ada yang bisa saya bantu?"
Ji Yi membalas senyumannya dan berkata, "Aku ingin mendapat informasi. Semua tamu hotel ini adalah dari tim produksi kami, bukan?"
"Ya," jawab sang resepsionis.
"Jadi, apakah hari ini ada beberapa orang yang pergi, dan ada staf baru yang masuk?"
"Bagaimana anda bisa tahu?" tanya wanita di meja resepsionis itu dengan raut wajah terkejut.
"Aku baru saja mendengarnya dari seseorang," Ji Yi berbohong.
Setelah terdiam, Ji Yi langsung ke inti permasalahan: "Bisakah kau beritahu aku, siapa saja yang pergi hari ini?"
"Harap tunggu sebentar." Ketika sang resepsionis mengatakan hal ini, dia menunduk melihat komputer dan mulai melakukan pencarian. Setelah sekitar satu menit, dia membacakan beberapa nama.
Ji Yi mengenali beberapa nama itu, dan ada juga beberapa yang belum pernah dia dengar sebelumnya. Akan tetapi, dia mendapati bahwa nama-nama yang dibacakan resepsionis tersebut sama dengan yang disebutkan oleh sang penanggung jawab kostum kemarin.... sang penata rias bernama Kexin, dan manajer restoran yang lama… dan masih banyak lagi.