Memikirkan hal itu, Qian Ge tidak dapat menahan cengirannya, sambil mengulurkan tangan dan menunggu asistennya serta penata rias membantunya melepaskan koronet dan jubah pengantin wanita Cina yang dipakainya.
Setelah jubah dan koronet pengantin wanita Qian Ge dilepas, Ji Yi masih belum bangkit dari matras.
Setelah selesai pengambilan adegan, para staf sibuk berkemas-kemas untuk pulang. Karena Ji Yi tidak bergerak untuk waktu yang lama, seseorang spontan bertanya padanya, "Pemeran pendukung wanita, kenapa kau belum bangun juga, apakah kau terluka?"
Dengan punggung membelakangi Ji Yi, Qian Ge memasang seringai dingin di wajahnya sambil mendengarkan.
Terluka? Ada matras yang disiapkan untuknyaꟷbagaimana mungkin bisa terluka karena jatuh? Dia mungkin takut berdiri karena semua orang akan melihatnya telanjang, kan?
Setelah beberapa saat, Ji Yi belum juga bangun. Berbaring di sana adalah cara untuk meloloskan diri dari rasa malu, meski hanya sementara.
Ketika membayangkan Ji Yi bangun dan semua orang bisa melihat tubuhnya yang telanjang, Qian Ge tidak dapat menahan diri dan kebahagiaan terpancar di wajahnya.
Ketika Ji Yi mendengar seseorang memanggilnya, dia berpaling sedikit dan melihat pada asal suara.
Wajahnya agak pucat dan kedua alisnya bertaut kencang. Dia terlihat seakan sedang sangat kesakitan.
Ji Yi sedikit mengangkat tubuhnya di atas matras dengan kedua lengannya, dan mengerang pelan. Tangannya memegang sisi kiri pinggangnya, terlihat seakan sedang sangat kesakitan.
Karena melihat ada yang tidak beres dengan Ji Yi, seorang anggota staf berhenti melakukan kegiatannya dan menghampiri Ji Yi. "Apa yang terjadi?"
Ji Yi tidak menjawab pertanyaan itu dan tangannya yang ada di pinggang sesaat gemetaran. Sedetik kemudian, dia perlahan menarik tangannya dan sebelum bisa melihat dengan seksama, dia memekik, "Darah! Darah! Banyak sekali darah!"
Sedetik kemudian, para staf mengerumuninya dan berteriak, "Pemeran pendukung wanita terluka! Dia terluka!"
Dahulu, setelah selesai syuting adegan, Qian Ge tidak akan tinggal berlama-lama meski hanya sedetik sajaꟷdia akan berganti pakaian dan langsung pergi. Akan tetapi, hari ini dia tetap tinggal dan berpura-pura sedang membahas sesuatu dengan manajernya, hanya untuk menyaksikan perkembangan drama yang direncanakannya untuk Ji Yi .
Asistennya dengan semangat menyodorkan sebotol air minum pada Qian Ge, dengan tutup yang sudah dibuka. Qian Ge meletakkannya ke bibir dan baru saja hendak menenggaknya ketika dia mendengar seorang anggota staf memanggil dengan panik dari arah belakangnya.
Qian Ge mengerutkan kening dan spontan mendongak memandang manajernya.
Sama halnya dengan Qian Geꟷbegitu mendengar apa yang dikatakan staf itu, dia mengerutkan kening dengan ekspresi terkejut di wajahnya. Sang manajer langsung melihat ke arah Ji Yi. Tiba-tiba, seakan baru melihat sesuatu yang mustahil, matanya terbelalak dan dia berkata, "Ya Tuhan, bagaimana hal itu bisa terjadi?"
Qian Ge agak bingung mendengar perkataan manajernya, tetapi dia hanya diam dan melihat ke arah Ji Yi.
Tangan Ji Yi yang kecil dan putih itu bermandikan darah.
Para staff di area syuting segera menghampiri dan mengerumuni Ji Yi ketika mendengar teriakan rekan mereka.
Ada seorang wanita yang berjongkok, memeriksa keadaan Ji Yi.
Seperti yang diharapkan oleh Qian Ge, benang yang terurai di pinggang Ji Yi memang robek lebar. Akan tetapi, Ji Yi tidak telanjang seperti harapannya, karena Ji Yi memakai korset press-body dan celana pendek.
Korset warna putihnya bahkan menjadi merah.
Darah mengucur tanpa henti dari pinggangnya, yang menimbulkan noda-noda merah pada kostumnya.