Karena Ji Yi tidak mengundangnya masuk, He Jichen lantas kembali menunduk untuk menggunakan ponselnya.
Pemuda itu menghapus kalimat yang sudah mulai diketiknya ketika Ji Yi tidak segera membuka pintu. Kemudian, ia mulai mengetikkan kata-kata baru: "Boleh aku masuk?"
Karena ia tidak sedang mengetik di papan tulis, ketika He Jichen selesai mengetik kalimat itu, ia lalu mengirimkannya ke Ji Yi.
Getaran pada telapak tangannya menyadarkan Ji Yi kembali. Ia menunduk melihat ponselnya dan menyadari bahwa memang "He Yuguang" yang sedang berdiri di pintu. Mana sopan santunnya? Ia bahkan belum mengundangnya masuk.
Ji Yi segera membuka pintu dan berkata, dengan sedikit malu, , "Kak Yuguang, maaf. Silahkan masuk."
Ji Yi menutup pintu di belakang "He Yuguang" dan hendak kembali melompat dengan satu kakinya ke ruang tidur ketika "He Yuguang" tiba-tiba menghentikan langkah, meletakkan ponselnya dalam saku, lalu mengulurkan tangan untuk menopang lengan Ji Yi dan membimbingnya ke arah sofa yang ada di kamar hotel.
Setelah Ji Yi duduk, ia segera menunjuk ke bagian sofa yang kosong. "Kak Yuguang, duduklah juga."
He Jichen mengangguk pelan dan meletakkan kedua tas di tangannya ke lantai. Kemudian, tanpa peringatan, ia membungkuk di depan Ji Yi.
Ji Yi terlonjak kaget karena gerakan tiba-tiba pemuda itu seraya berseru, "Yuguang Ge!"
He Jichen tetap membisu seperti biasanya sembari mengulurkan tangan untuk meraih salah satu pergelangan kaki Ji Yi, seakan tidak mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh gadis itu.
Ia memeriksa dengan seksama dan mendapati bahwa tidak ada bekas luka pada pergelangan kaki Ji Yi yang putih dan ramping itu, maka ia pun segera meraih pergelangan kaki Ji Yi yang lainnya.
Ketika memegang pergelangan kaki yang merah-bengkak itu, wajah tampannya berkerut.
Barulah Ji Yi menyadari bahwa "He Yuguang" sedang memeriksa lukanya.
Hati Ji Yi menghangat dan dengan cepat ia menjelaskan, "Kak Yuguang, pergelangan kakiku sudah baik sekarang. Saat aku bangun hari ini, rasa sakitnya sudah jauh berkurang daripada kemarin."
He Jichen mendongak menatapnya dan mendengarkan apa yang dikatakan oleh Ji Yi, tetapi tidak melepaskan pergelangan kakinya. Ia kembali menundukkan kepala dan dengan hati-hati memeriksa sekeliling kaki Ji Yi. Meskipun ia tidak pernah mempelajari tentang pengobatan, ia tahu penanganan pertama pada luka. Setelah mengkonfirmasi bahwa Ji Yi tidak terluka di bagian tulang maupun ototnya, ia akhirnya melepaskan pergelangan kaki Ji Yi. Ia sekilas melihat luka lecet di kaki bagian bawahnya, lalu bangkit dan duduk di samping Ji Yi, di sofa.
Ji Yi, yang belum sarapan, sudah merasa lapar. Ia menunggu "He Yuguang" duduk sebelum berkata, "Kak Yuguang, kau belum makan siang, kan? Aku akan menelepon untuk memesan makanan..."
Sambil berkata demikian Ji Yi mengambil buku menu di meja samping sofa, dan menyerahkannya pada "He Yuguang." "Kak Yuguang, periksalah menu dan pilihlah apa yang ingin kau makan!"
He Jichen menerima menu tersebut, membuka-buka halamannya sebentar, dan mengetukkan jarinya pada "Stir-fried beef with flat rice noodles" dua kali.
Ji Yi mengangkat telepon di meja dan memesan makanan pada room service hotel.
Selain yang diinginkan oleh "He Yuguang", Ji Yi juga memesan sup, secangkir kopi, dan sepiring buah-buahan untuk pemuda itu.
Setelah meletakkan telepon, ia menoleh dan matanya tertuju pada salah satu tas yang diletakkan oleh "He Yuguang" di atas meja kopi.
Ji Yi tidak yakin apakah dirinya sedang berhalusinasi, namun ia melihat ekspresi yang kompleks di mata "He Yuguang".