Chereads / Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu / Chapter 201 - Hak Untuk Melihatmu (1)

Chapter 201 - Hak Untuk Melihatmu (1)

Lin Ya mengatakan bahwa seorang bintang di industri hiburan memberitahunya. Orang itu adalah... Qian Ge, bukan?

Mereka berdua telah mengenal satu sama lain sejak lama. Awalnya, ketika Ji Yi pertama kali bergabung dengan tim "The Palace", bukankah Lin Ya yang membantu Qian Ge menjebaknya di gedung kampus yang terbengkalai itu?

Jadi, seperti sebelumnya, Qian Ge memanfaatkan Lin Ya sebagai senjata untuk melawan Ji Yi.

Tang Huahua mengirim sebuah pesan suara baru: "Xiao Yi, mulut Lin Ya sangat murahan..."

Begitu Ji Yi mendengar suara Tang Huahua yang terdengar marah, ia menerima screenshot lain dari Tang Huahua.

Percakapan di antara Lin Ya dan dua orang temannya sangat menarik banyak perhatian. Salah satu kalimat yang diucapkan Lin Ya: "Lihat bagaimana dia minum-minum dengan setiap pria itu. Senyumnya begitu murahan. Siapa tahu bahwa semua orang di meja itu adalah investornya?"

Di bawahnya, salah satu dari gadis itu menjawab dengan emoji tertawa sambil menutup mulut.

Ji Yi membisu dan mengatupkan bibirnya. Sebelum ia sempat menutup gambar itu, Tang Huahua mengirim beberapa pesan suara lagi.

"Xiao Yi, lihat betapa tidak tahu malunya dia! Dia sampai bilang di Moments WeChatnya bahwa kau melakukan affair dengan semua orang di meja itu ."

"Bukankah kita teman sekelas, tetapi dia sampai membuat situasi menjadi lebih buruk seperti itu, apa dia pikir kita tidak akan saling bertemu lagi?

"Bukankah dia akan merasa tidak enak jika kita bertemu nanti?"

"..."

Ji Yi tidak mendengarkan pesan suara Tang Huahua lebih lanjut dan lantas mengunci layar ponsel sebelum meletakkannya.

Pandangannya terpaku pada lampu dengan cahaya berpendar yang tergantung di atas jendela. Raut wajahnya yang tenang menunjukkan seolah dia belum melihat apa pun di ponselnya barusan. Baru setelah pelayan menghidangkan makanannya, Ji Yi mengalihkan pandangan, mengangkat sumpitnya, dan mulai makan tanpa bersuara.

Ji Yi makan untuk beberapa saat, tetapi setelah menghabiskan hanya seperlima makanan itu, ia tak sanggup makan lagi dan meletakkan kembali sumpitnya. Ji Yi lalu memanggil sang pelayan, membayar tagihan, dan segera pergi.

Mengikuti jalanan berbatu di kota tua itu, gadis itu tanpa tujuan mengikuti para turis yang ada di depannya. Dia terus berjalan sampai merasa lelah dan tak sanggup berjalan lagi. Kemudian ia duduk di tepi sungai seraya menatap takjub pada biasan cahaya lampu di permukaan sungai, dan perahu-perahu yang sesekali melintas di hadapannya.

Ji Yi melamun entah berapa lama sebelum akhirnya tersadar dan mendapati kota yang ramai itu telah berubah sunyi.

Semua toko selain bar yang ramai tak jauh dari tempatnya duduk, sudah tutup di malam itu.

Ada beberapa bias cahaya yang terpantul di permukaan sungai. Selain cahaya dari beberapa lentera yang letaknya cukup jauh, beberapa tempat lainnya dikelilingi oleh cahaya temaram.

Sudah berapa lama dia duduk di sana sendirian?

Sebelum Ji Yi sempat mengambil camilan dari dalam tasnya, ia menyadari bahwa ada lebih dari 99 pesan masuk di ponselnya selama ia berdiam di sana saat ia hendak memeriksa jam di ponselnya.

Sesaat Ji Yi merasa ragu, tetapi akhirnya ia membuka WeChat.

Selain beberapa pesan dari Tang Huahua yang menanyakan apakah dia baik-baik saja, rekan-rekan dan teman satu kampusnya dari B-Film juga menanyakan apakah yang dikatakan oleh Lin Ya pada Momentsnya adalah benar. Bahkan grup WeChat kelasnya juga sedang ramai membicarakannya.

Ji Yi tidak membuka postingan mereka, namun ia yakin di sana pasti ada beberapa komentar jahat. Hanya memikirkannya saja sudah membuat Ji Yi merasa putus asa, maka ia tak perlu menyakiti hatinya lebih dalam lagi, Ji Yi keluar dari WeChat tanpa ragu sedikitpun.