Wajah He Jichen tampak lebih relaks dan tanpa mengetik pesan, ia menunjuk ke arah pintu kamar.
Ji Yi tahu bahwa pemuda itu sedang memberitahunya bahwa makan malam sudah siap, maka ia pun berkata, "Aku cuci tangan dulu, lalu makan."
He Jichen mengangguk pelan dan meninggalkan kamar.
Ia menghidangkan makanan ke meja makan, dan ketika selesai, Ji Yi terlihat berdiri di pintu ruang makan.
He Jichen lantas menarik sebuah kursi dan mengisyaratkan pada Ji Yi agar duduk. Kemudian ia menarik kursi untuk dirinya sendiri dan ia pun duduk.
Ia lalu meletakkan semangkuk bubur congee di depan Ji Yi, dan gadis itu berterima kasih kepadanya.
Ji Yi belum makan sejak kemarin malam hingga saat ini, karenanya dia sangat lapar. Ia lalu mengaduk bubur itu dan mulai makan dengan lahap tanpa bersuara sampai ia setengah kenyang, setelah itu baru makan dengan lebih pelan. Ji Yi mendongak untuk melihat "He Yuguang" yang sedang makan dan tiba-tiba teringat bahwa He Yuguang biasanya berada di Sucheng, maka ia bertanya karena penasaran,"Kak Yuguang, kenapa hari ini kau tiba-tiba datang ke Beijing?"
He Jichen berhenti makan untuk sesaat, meletakkan mangkuknya, dan mengelap tangan sebelum meraih ponselnya. Setelah beberapa saat, ia menyodorkan ponselnya pada Ji Yi, dengan pesan yang tertulis: "Besok aku harus terbang ke Amerika, jadi aku mampir ke Beijing. Aku khawatir tubuhku tidak kuat menempuh perjalanan panjang, jadi aku memutuskan untuk beristirahat sehari sebelumnya."
"Oh," balas Ji Yi. Ia tidak bertanya lebih jauh.
He Jichen melanjutkan makan dua suap bubur, lalu mengambil ponselnya lagi dan, meski sudah tahu jawabannya, ia bertanya: "Kau sendiri bagaimana? Mengapa kau di sini sendirian? Apa kau mendapat masalah?"
Ketika "He Yuguang" mengetik, Ji Yi memperhatikan bagaimana tiap huruf muncul satu persatu di layar. Bayangan perlakuan dan apa yang dikatakan He Jichen padanya melintas di benak Ji Yi...
Ji Yi spontan mengatupkan bibirnya dan menundukkan pandangan untuk menyembunyikan rasa malu dan luka di matanya.
He Jichen adalah adik Kak Yuguang. Adanya perseteruan antara aku dan He Jichen, tentunya akan menempatkan Kak Yuguang pada posisi yang sulit... Yang paling penting adalah, He Jichen membuatnya merasa sangat dipermalukan sehingga ia tidak ingin ada seorangpun yang tahu...
Memikirkan hal itu, Ji Yi berupaya untuk tersenyum dan memaksakan diri menjawab pertanyaan "He Yuguang" dengan mengganti topik pembicaraan. "Kak Yuguang, aku agak capek, jadi aku akan mandi dulu sebelum beristirahat."
Setelah mengatakan hal itu, Ji Yi bangkit dan mengucap "selamat malam" tanpa memberi "He Yuguang" kesempatan menjawab. Ia mendorong kursinya dan bergegas meninggalkan ruang makan.
He Jichen tetap duduk di kursinya untuk beberapa saat lamanya sebelum berdiri dan mengelap meja makan dengan cepat.
Setelah menghabiskan waktu seharian mencari Ji Yi, pekerjaannya di kantor menumpuk menunggu untuk diselesaikan. He Jichen lalu menyeduh teh untuk dirinya, dan sekalian membuatkan Ji Yi segelas susu hangat.
He Jichen membawakan gelas susu ke kamar Ji Yi dan perlahan mengetuk pintu. Tidak ada jawaban dari dalam kamar, tapi ia mendengar suara ponsel yang berdering dari balik pintu.
He Jichen menunggu sebentar, tetapi karena mendengar bahwa panggilan itu tidak diangkat, ia pun membuka pintu dan memasuki kamar.
Ji Yi sudah berbaring di ranjang, tertidur pulas.
Ponsel Ji Yi baru saja berhenti berdering, dan kemudian berdering kembali. He Jichen melirik layar ponsel dan melihat nama yang akrab baginya: "Lin Zhengyi."
Kenapa Lin Zhengyi menelepon Ji Yi tengah malam begini?
Kuatir akan membangunkan Ji Yi, maka ia pun meraih ponsel itu dan menyetelnya ke mode 'tak bersuara'.
Baru saja He Jichen meletakkan ponsel itu, sebuah pesan muncul di layar.