Chereads / Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu / Chapter 183 - Pena Perekam Di Tangannya (3)

Chapter 183 - Pena Perekam Di Tangannya (3)

He Jichen menghabiskan satu bungkus rokoknya. Ketika itu langit sudah gelap, ia mundur dua langkah karena kelelahan dan bersandar pada sebatang pohon.

Ia menarik ponsel untuk mencoba menghubungi Ji Yi beberapa kali, tetapi ponsel Ji Yi masih dinonaktifkan. Kemudian ia mengirim pesan lain kepada Tang Huahua, tetapi jawabannya masih tetap sama; Ji Yi belum kembali ke kampus.

Ji Yi sedang tidak bersama teman-temannya, He Jichen sudah mendatangi semua tempat favorit gadis itu, dan menghabiskan waktu seharian di jalanan mencari-carinya, tetapi tetap tidak dapat menemukannya… Tidak mungkin kalau dia meninggalkan kota Beijing, kan?

Memikirkan hal itu, He Jichen tiba-tiba memeriksa daftar panggilannya. Ia menemukan nomor telepon sekretarisnya dan hendak memintanya untuk memeriksa apakah Ji Yi naik pesawat atau kereta api hari itu. Akan tetapi, sebelum jarinya sempat menyentuh layar, sebuah pengingat muncul dengan tulisan: "Low battery."

He Jichen lantas menjentikkan puntung rokok terakhirnya ke tempat sampah dan menegakkan punggung sebelum berjalan ke arah mobilnya. Ia membuka pintu mobil dan mencari charger di dalam laci mobil. Saat itulah secara kebetulan ia melihat ada ponsel lain di mobilnya.

Ini adalah ponsel milik He Yuguang... He Yuguang...

Ketika nama itu melintas di benak He Jichen, ia mendadak berhenti mencari charger untuk ponselnya.

Bagaimana mungkin dia bisa ling-lung seperti ini? Dia sudah mencari Ji Yi di mana-mana. Bagaimana mungkin dia tidak berpikir tentang rumah "Pengantin baru" yang disiapkan oleh "He Yuguang" untuknya? Ji Yi selalu bergantung pada He Yuguang, mungkinkah dia berada di rumah itu sekarang?

Sebelum ide itu mengendap di pikiran He Jichen, dia sudah masuk ke dalam mobil dan memacunya pergi.

Setelah mengemudikan mobilnya cukup jauh, He Jichen tiba-tiba berpikirꟷapabila ia datang ke tempat itu dengan penampilan yang seperti ini, masalah akan timbul, maka ia pun memutar balik mobilnya dan kembali ke apartemennya.

He Jichen mandi dan membersihkan dirinya dengan teliti, lalu menarik laci paling bawah di ruang gantinya. Ia melepaskan gelang benang merah yang sudah sangat jarang dilepasnya beberapa tahun terakhir ini dan dengan seksama memeriksa penampilannya di cermin supaya tidak ada yang terlewat olehnya. Baru setelah itu ia menyambar ponsel He Yuguang dan melangkah keluar dari pintu apartemennya.

He Jichen memanggil taksi dan langsung menuju rumah yang dipersiapkannya untuk Ji Yi atas nama He Yuguang.

Ketika sampai di gedung apartemen itu, ia membayar taksi tanpa menunggu kembalian, dan berjalan dengan langkah lebar memasuki gedung.

Ketika pintu lift terbuka, He Jichen bergegas menuju pintu apartemen dan dengan cepat mengetikkan password untuk pintu depan. Ia bergegas masuk tanpa melepas sepatu.

Lampu-lampu di dalam ruangan tidak dinyalakan, tetapi melalui pantulan cahaya yang menembus jendela yang menjulang dari lantai hingga ke langit-langit ruangan menuju balkon, He Jichen segera melihat sosok yang berbentuk bulat.

He Jichen merasa tegang dan lupa menyalakan lampu ketika perlahan berjalan mendekat.

Dengan bantuan cahaya dari luar jendela, semakin ia mendekat, semakin jelas sosok yang ia lihat itu.

Sosok itu adalah Ji Yi, orang yang sudah seharian dicarinya.

Ji Yi duduk meringkuk seperti bola di sudut ruangan, dengan wajah terbenam di antara kedua lututnya.

Gadis itu terlihat tenang, tetapi hati He Jichen terasa sakit melihatnya seperti itu.

Ketika ia hanya sejauh dua meter dari Ji Yi, langkah kakinya terhenti. Ia mematung di tempatnya berdiri selama beberapa detik, sebelum menutup jarak di antara mereka dan berjongkok di depan Ji Yi.

Sepertinya Ji Yi belum menyadari bahwa ia ada di sampingnya, karena gadis itu tidak bergerak sedikit pun.

He Jichen memandangi rambut Ji Yi yang acak-acakan untuk beberapa saat, lalu dengan perlahan mengulurkan tangan dan menyentuh gadis itu.

Akhirnya, dengan perlahan Ji Yi mulai mengangkat kepalanya.