Chereads / Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu / Chapter 176 - Milyaran Bintang Tak Sebanding Dengannya (6)

Chapter 176 - Milyaran Bintang Tak Sebanding Dengannya (6)

Setelah kemarahannya yang meluap-luap terhadap Ji Yi mereda, He Jichen merasa menyesal lebih dari siapapun, tetapi dia sungguh tak dapat menahan diri. Pada akhirnya, semua itu terjadi karena ia terlalu mencintai Ji Yi.

Saat memikirkan hal itu, penyesalan He Jichen meremukkan hatinya; terasa begitu menyakitkan dan memilukan.

Jari-jarinya mulai menggeser layar ponsel dan ia membaca semua kritikan terhadap Ji Yi. Akhirnya ia menutup aplikasi WeChat di ponselnya. Meskipun sudah larut malam dan sekretarisnya mungkin telah beristirahat, ia membuka daftar panggilan dan menemukan nomor yang dicarinya.

He Jichen baru saja hendak menghubungi sekretarisnya ketika menyadari ia mendapat cukup banyak panggilan tak terjawab. Selain dari sekretarisnya, ia juga menerima dua panggilan tak terjawab dari Han Zhifan.

Alisnya berkedut ketika mendadak teringat bahwa sebelumnya ia sedang bermain kartu dengan Han Zhifan dan beberapa orang klien ketika muncul kejadian yang melibatkan Ji Yi dan ia lantas pergi tanpa berpamitan.

He Jichen mengurungkan niat untuk menelepon sekretarisnya, dan menghubungi Han Zhifan.

Panggilannya berdering beberapa kali sebelum akhirnya diangkat. Sepertinya Han Zhifan sudah pulang ke rumah dan hendak mandi, karena ia dapat mendengar samar-samar suara air mengalir.. Han Zhifan tidak menunggunya bicara dan langsung menyahut, "Kau masih ingat untuk meneleponku rupanya, hah?"

He Jichen tidak membalas ejekan sarkastik Han Zhifan dan langsung ke pokok permasalahan, "Bagaimana situasinya?"

"Kau pergi begitu saja, jadi kemungkinan besar akan gagal…" balas Han Zhifan.

He Jichen tidak mengatakan apapun dan mempererat genggamannya pada ponsel.

Han Zhifan mungkin dapat merasakan kecemasannya, karena sedetik kemudian ia mendengar suara tawa "Puft!" dari seberang telepon. "He Jichen, kau tidak seperti ini sebelumnya. Bukannya tidak ada proyek yang gagal di masa lalu ketika kita bekerja bersama, dan kau tidak pernah seresah ini. Katakan padaku, kenapa kau begitu peduli dengan serial 'Three Thousand Lunatics' ini? Apakah ada suatu rahasia di baliknya?

"Selain itu, setelah mendapat panggilan malam ini, tanpa berpamitan, kau pergi begitu saja. Dalam beberapa tahun kita saling mengenal, aku tidak pernah melihat dirimu melupakan segalanya seperti ini. Aku juga perhatikan bahwa kau akhir-akhir ini menjadi semakin tertutup..."

He Jichen, yang belum bersuara, berdehem untuk mengingatkan Han Zhifan agar kembali ke topik semula.

"Oh, aku lupa..." Mendengar suara batuknya, Han Zhifan mengerti apa maksudnya dan segera kembali ke pokok pembicaraan. "Aku hanya bercanda. Negosiasinya selesai. Mereka setuju untuk berinvestasi dalam 'Three Thousand Lunatics,' dan aku sudah membantumu membuat draft kontraknya. Sudah kukirimkan ke inboxmu, jadi ingatlah untuk memeriksanya. Aku akan mengatur pertemuan di kantor besok untuk menandatangani kontraknya... Sekarang karena urusan bisnis sudah selesai, kita bisa kembali ke pembicaraan kita tadi. Jichen, beritahu aku, apakah kau berkencan dengan seseorang? Akhir-akhir ini, mengapa..."

He Jichen tidak memberi kesempatan pada Han Zhifan untuk mengoceh terus dan segera menutup telepon tanpa rasa sungkan. Kemudian dia menghubungi nomor sekretarisnya.

Sang sekretaris meneleponnya beberapa kali malam itu. Karena panggilannya langsung diterima, dia mungkin masih menunggu He Jichen untuk melaporkan sesuatu, jadi ia tidak tidur. "Tuan He, akhirnya anda menghubungi saya kembali."

He Jichen mengerutkan alisnya mendengar suara sang sekretaris yang terdengar antusias. Dia meletakkan rokok di sela jari dan menjawab dengan santai, "Apakah ada yang terjadi?"

"Bukan hal yang buruk. Ini kabar baik. Sekretaris Tuan Lin baru menghubungi saya untuk menyampaikan bahwa beliau ingin berinvestasi kembali dalam 'Three Thousand Lunatics,' dan terlebih lagi, beliau ingin berinvestasi dua puluh persen lebih banyak dari..."

Sebelum sekretarisnya selesai bicara, He Jichen langsung mengucapkan dua patah kata, "Tolak saja!"