Bagian yang memerah di kulit leher Ji Yi terlihat lebih mencolok di bawah sinar lampu ruang tamu. He Jichen dapat melihat dengan jelas bekas-bekas gigitan yang samar itu.
Meskipun He Jichen tidak melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Lin Zhengyi bisa meninggalkan tanda bekas gigitan itu, hanya dengan membayangkannya saja sudah cukup untuk membuat mata He Jichen berubah semerah darah.
Beberapa video dari grup WeChat perusahaan melintas di depan matanya.
Ji Yi yang menenggak gelas demi gelas anggur... Ia yang tersenyum manis pada semua pria di ruangan itu... Ji Yi dan Lin Zhengyi berbisik terhadap satu sama lain... Ji Yi yang tidak menghindari tangan Lin Zhengyi yang merangkul pinggangnya... Semua bayangan itu mengoyak hatinya, namun He Jcihen tidak ingin mempercayainya.
Ia memacu mobilnya menuju Yue Yuan, namun tidak melihat Ji Yi di pesta makan malam.
Setelah bertanya pada seorang pelayan, ia menemukan bahwa Ji Yi ternyata sedang bersama dengan Lin Zhengyi di ruang bersantai... Ji Yi tahu benar bahwa Lin Zhengyi menyimpan niatan tak senonoh kepadanya, tetapi ia tetap berduaan dengan lelaki itu. Ji Yi melakukan itu semua dengan sukarela... Seperti yang sudah dipaparkan oleh sekretarisnya- Ji Yi menyadari bahwa "Three Thousand Lunatics" menghentikan syuting, maka ia mendekati Lin Zhengyi untuk mendapatkan peran di serial "Dust"?
Tangan He Jichen yang mencengkeram lengan pakaian Ji Yi mulai gemetaran.
Rasanya seperti ada bola api di dalam dadanya yang menghanguskan seluruh tubuhnya.
Apakah Ji Yi tahu bahwa dia sangat takut Ji Yi akan menjadi seperti para selebriti wanita lainnya yang melakukan perdagangan tubuh, menjilat dan menggoda para pria yang berkuasa dalam industri hiburan agar bisa bertahan? He Jichen meninggalkan kesempatan emasnya untuk menimba ilmu di sekolah bergengsi, melewatkan kesempatan untuk belajar di luar negeri, dan bahkan meninggalkan kekayaan serta bisnis keluarga He setelah berseteru dengan keluarganya, hanya untuk pergi jauh-jauh dari Sucheng ke Beijing untuk memberikan kehidupan yang mudah bagi Ji Yi... Namun bagaimana dengan gadis itu?
Ji Yi justru minum-minum bersama para pria itu, bahkan membiarkan Lin Zhengyi menyentuhnya...
He Jichen tidak tahu apakah dia merasa hancur atau murka ketika pandangannya tertuju pada tanda cupang di leher Ji Yi, matanya melotot lebar. Ia ingin mengatakan sesuatu, namun tak satu patah kata pun terucap. Sudut bibirnya mengerat ketika Ji Yi hanya diam tak bergerak di sana. Tiba-tiba, pemuda itu menundukkan kepalanya, lalu menggigit tanda merah di leher Ji Yi.
Gigitannya yang tajam dan keras membuat kulit leher Ji Yi yang halus berdarah.
Rasa sakit itu membuat Ji Yi gemetaran, tetapi tidak ada sedikit pun kasih sayang dan kelembutan yang tersisa di hati He Jichen. Kemudian, He Jichen menghisap kulit leher gadis itu dengan keras dan mulai merobek pakaiannya, mengabaikan perlawanannya.
He Jichen merobek helai demi helai pakaian Ji Yi hingga gadis itu telanjang. Sementara pakaian pemuda itu sendiri masih tetap rapi dan tidak rusak, hanya basah.
Perbedaan yang mencolok di antara mereka membuat Ji Yi merasa sangat terhina.
Ji Yi ingin mengambil sesuatu untuk menutupi tubuhnya, namun He Jichen tak memberinya kesempatan, dan tangan pemuda itu mulai menyentuh kulitnya.
He Jichen memperlakukan gadis itu dengan sangat kasar, tak ada sedikitpun kehangatan. Dia hanya sekedar melampiaskan amarahnya.
Ji Yi menjerit-jerit meminta ampun, tetapi He Jichen tidak menunjukkan tanda-tanda akan melepaskannya.
Gadis itu merasakan tangan He Jichen menelusuri pinggangnya, lalu turun ke bawah.
Ketika tangannya mengusap paha Ji Yi, Ji Yi tidak tahan lagi dan berteriak.
Saat mendengar suara teriakan Ji Yi, jari-jari He Jichen akhirnya berhenti bergerak.
Pemuda itu lalu memegang dagunya, dan perlahan memutar wajah Ji Yi menghadapnya.