Chereads / Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu / Chapter 161 - Bukankah Kau Menyukainya Seperti Ini? (1)

Chapter 161 - Bukankah Kau Menyukainya Seperti Ini? (1)

Kali ini, video yang dia buka itu menunjukkan saat Ji Yi membisikkan sesuatu ke telinga Lin Zhengyi.

Setelah Lin Zhengyi selesai mendengarkan apa yang dibisikkan oleh Ji Yi, lelaki itu menunjuk ke arah semua pria yang mengelilingi meja, dan mulai berbicara pada Ji Yi.

Seiring dengan kata-kata Lin Zhengyi, Ji Yi tersenyum dan mengangguk pada semua pria itu, satu per satu.

Meskipun He Jichen tidak dapat mendengar apa yang mereka bicarakan, dia dapat melihat dari video itu bahwa Lin Zhengyi sedang memperkenalkannya para pria yang mengelilinginya.

Setelah perkenalan, Lin Zhengyi mengangkat segelas anggur dan membisikkan sesuatu ke telinga Ji Yi.

Kemudian, Lin Zhengyi tersenyum pada semua yang hadir dan mengatakan sesuatu. Ji Yi mengambil gelas dari tangannya, berdiri, dan bersulang dengan pria yang ada di sebelah Lin Zhengyi.

Ketika video itu selesai, He Jichen tidak ragu untuk melanjutkan ke video ketiga.

Dalam video ini, Lin Zhengyi sedang menuangkan anggur ke gelas Ji Yi, dan dari raut wajah Ji Yi yang pucat, bisa terlihat bahwa gadis itu sudah minum terlalu banyak anggur.

Tetapi ketika Lin Zhengyi menyodorkan gelas anggur itu padanya, ia tidak ragu untuk menerimanya. Seperti dalam video-video sebelumnya, Ji Yi bersulang dengan pria yang lain, lalu menenggak isi gelas.

Jari-jemari He Jichen memutih saat genggaman pada ponselnya semaking mengerat.

Ia mengeratkan bibir dan membuka video keempat.

Video itu memperlihatkan saat Lin Zhengyi menuang anggur ke gelas Ji Yi, tetapi Lin Zhengyi berada terlalu dekat dengan Ji Yi sehingga tangannya menyentuh pinggang gadis itu.

He Jichen tidak yakin apakah Ji Yi memang menghendakinya, atau karena dia sudah minum terlalu banyak, tapi gadis itu tidak berusaha melepaskan diri atau menghentikan gerakan tangan Lin Zhengyi.

Rokok di tangan He Jichen menjadi bengkok karena ia meremasnya dengan keras.

Pandangan mata yang menatap layar ponsel itu begitu suram mengerikan.

Ketika ia melihat para pria yang duduk mengelilingi meja memandang dengan genit ke arah Ji Yi setelah gadis itu minum beberapa gelas dalam video, He Jichen tiba-tiba mengangkat tangan dan melemparkan ponselnya.

Ponsel itu menghantam dinding dengan suara "Brakk!" mengejutkan seorang pelayan di dekatnya.

Pelayan itu berlari menghampiri, membungkuk untuk mengambilkan ponselnya, dan akan menyerahkannya kepada He Jichen ketika melihat raut wajah pemuda itu begitu dingin menakutkan. Pelayan itu ketakutan sehingga dia mundur selangkah dan dengan takut-takut berkata, "Tuan, ponsel Anda."

Sepertinya He Jichen sama sekali tidak mendengarnya dan tetap berdiri mematung di tempat. Ia menatap ruang kosong di depannya.

Bola mata He Jichen terlihat membesar seakan dia sedang sangat murka, dan tubuhnya mulai bergetar.

Sang pelayan tidak berani berlama-lama di tempat itu, maka ia pun meletakkan ponsel He Jichen pada bingkai jendela dan segera berbalik seraya berkata, "Tuan, saya meletakkan ponsel anda di sini."

Baru saja hendak melangkah pergi, pelayan itu mencium bau kulit yang terbakar.

Ia mengerutkan kening dan spontan melihat ke arah puntung rokok yang membakar telapak tangan He Jichen.

Pelayan itu mengulurkan tangan secara refleks dan menarik lengan He Jichen, "Tuan, tuan, tangan Anda..."

He Jichen menoleh dan menatapnya dengan garang, lalu menarik tangannya kembali. Ia mencampakkan puntung rokok yang masih terbakar ke tong sampah, lalu tanpa berkata apa-apa, meraih ponselnya dan melangkah menuju lift.