"Ketika melihat apa yang sedang terjadi, aku ketakutan setengah mati hanya dengan berdiri di depan pintu kamar asrama. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan Lin Ya. Aku sungguh percaya jika Lin Ya tidak mengatakan di mana kau berada, He Jichen pasti sudah benar-benar melemparnya ke luar jendela!"
Apakah He Jichen hampir melempar Lin Ya keluar jendela hanya agar bisa tahu aku ada di mana?
Jari-jemari Ji Yi mendadak gemetaran sembari memegang sumpit.
"Meskipun He Jichen benar-benar terlihat menakutkan hari itu, dia masih terlihat sangat keren! Dia layaknya seorang pangeran yang terbawa amarah demi seorang gadis! Situasi yang hanya terjadi di dongeng ternyata terjadi padamu..." Wanita itu kembali duduk di samping Ji Yi. Ia mengulurkan tangan dan mulai menjabat tangan Ji Yi. "...Ji Yi, Aku benar-benar iri padamu..."
Ji Yi tersadar dari lamunan ketika tangannya dihentak-hentakkan dan lalu mengalihkan pandangannya dari lantai. Ji Yi menoleh, tersenyum pada wanita itu, tetapi tidak mengatakan apapun sebagai balasan.
Wanita itu menyandarkan kepalanya di pundak Ji Yi, merasa sangat iri, sambil terus mengoceh tentang betapa tampannya He Jichen. Wanita itu tiba-tiba menyadari bahwa ia telah membuang-buang banyak waktu, maka ia pun berpamitan kepada Ji Yi, mengangkat nampannya, lalu pergi.
Suasana menjadi lengang. Ji Yi menunduk dan tanpa bersuara, meneruskan makan siangnya. Ia mendadak berhenti dan memandang nampannya dengan sumpit masih di tangan.
Ji Yi belum menyantap seperlima makanannya ketika ia meletakkan sumpitnya.
Dengan kepala tertunduk, ia mengambil ponselnya dan mencari tahu tentang "Three Thousand Lunatics" di Weibo. Ji Yi tetap menemani Tang Huahua selama gadis itu makan.
Tadinya Ji Yi berencana untuk menunggu Tang Huahua selesai makan dan pergi meninggalkan kantin bersama-sama, tapi ia berubah pikiran dan berkata, "Huahua, ada yang harus kukerjakan. Kau kembali ke asrama duluan ya."
Tang Huahua menjawab dengan kata "Okay" lalu mengucapkan selamat jalan pada Ji Yi.
Setelah Ji Yi melihat Tang Huahua pergi, ia menuju lapangan olah raga di mana ia duduk di dekat belukar yang terpisah di tempat sepi. Ia mengambil ponselnya dan hendak kembali memeriksa perkembangan terakhir mengenai "Three Thousand Lunatics" di Weibo ketika ada panggilan masuk. Yang menelepon adalah Li Da, yang sudah cukup lama tidak berbicara dengannya.
Seperti sebelumnya, Li Da mengundangnya untuk makan malam bersama teman-temannya hanya sebagai alasan untuk bertemu Bo He.
Setelah menentukan waktu dan tempatnya, Li Da tidak menutup telepon. Ia mengganti topik pembicaraan: "Xiao Yi, apakah akhir-akhir ini kau berbicara dengan kak Chen?"
Aneh sekali! Semenjak membuka mata pagi itu, setiap hal yang didengarnya adalah tentang He Jichen... Jauh di lubuk hatinya, Ji Yi merasa heran sebelum akhirnya menjawab, "Tidak, ada apa?"
"Kak Chen sepertinya sedang mendapat masalah. Kau tahu kan, kalau aku berkecimpung di bidang real estate... Dua hari yang lalu, dia menghubungiku untuk menjual apartemennya di Beijing. Waktu aku mendengarnya, aku terkejut! Jadi begini, keluarganya kan kaya raya, mengapa dia butuh uang dari hasil menjual satu apartemen saja? Lalu aku bertanya padanya jika sesuatu menimpanya. Saat itulah aku tahu bahwa ketika dia belajar di B-Film Beijing, keluarganya tidak menyetujuinya dan dia sudah diputuskan dari semua aliran dana keluarga. Uang yang dia gunakan di Beijing selama ini adalah uang yang dia dapatkan dari bekerja..."
He Jichen sudah diputuskan dari semua aliran dana keluarga He? Ji Yi mempererat pegangannya pada ponsel.
Ia tidak bersuara.
Di seberang sana, Li Da masih terus berbicara. "... Akhir-akhir ini, dia sedang menggalang dana untuk sebuah serial TV. Serial yang jadi ramai dibicarakan di Weibo itu. Mereka mengatakan kalau dia berseteru dengan seorang investor, jadi semua investasinya ditarik. Sekarang Kan Chen memakai semua tabungannya selama bertahun-tahun."