Chereads / Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu / Chapter 144 - Kisahnya Yang Tidak Diketahui (4)

Chapter 144 - Kisahnya Yang Tidak Diketahui (4)

"Aku sudah tahu apa yang akan kau katakan padaku..." He Jichen pasti sedang berbicara di telepon karena suaranya yang berwibawa terdengar menjaga jarak. "...Aku sudah menyatakan dengan sangat jelas pada meeting pagi ini."

Rupanya He Jichen ada di rumah... Langkah Ji Yi langsung terhenti.

Pemuda yang sedang berada di balkon itu tidak menyadari bahwa ia datang mendekat. Setelah hening untuk beberapa saat, He Jichen kembali berbicara "Kau tidak perlu buang-buang tenaga membujukku. Kau tidak bisa merubah pikiranku."

Kemudian, Ji Yi mendengar suara langkah kaki He Jichen dan otomatis menoleh ke arah balkon. Melalui kaca, ia melihat pemuda itu berjalan ke arah meja di balkon. He Jichen mengeluarkan sebatang rokok, menyelipkannya di mulut, dan menyalakan pemantiknya sambil berbicara dengan suara teredam, "Aku tidak sedang bingung atau bercanda. Aku tahu benar apa yang kulakukan."

He Jichen menyingkirkan rokok dari bibirnya. Orang yang sedang berbicara dengannya dari seberang telepon mungkin masih mencoba untuk membujuknya ketika kedua alis He Jichen bertaut, menunjukkan rasa jengkelnya. "Baiklah. Mereka boleh berpikir sesuka mereka! Aku telah membuat kekacauan, jadi aku yang akan memikirkan solusinya! Bahkan jika semuanya gagal, itu adalah salahku."

Kekacauan? He Jichen berada dalam masalah? Mungkinkah dia mendapat masalah karena kejadian semalam di China World Hotel Beijing dengan Lin Zhengyi?

Saat Ji Yi memikirkan hal itu, He Jichen yang membungkuk untuk mengetuk abu rokoknya ke asbak, melihat sosok Ji Yi dari sudut matanya. Kata-kata yang hendak meluncur dari bibirnya mendadak tenggelam. Tubuhnya membeku di tempat ketika ia menatap Ji Yi untuk sesaat, sebelum mematikan rokoknya di asbak. He Jichen menegakkan badan, lalu angkat bicara, tapi kata-katanya bukan ditujukan pada Ji Yi—melainkan orang lain yang ada di dalam rumah. "Zhang Sao!"

"Di sini, Tuan He!" mendengar panggilan He Jichen, Zhang Sao segera berlari dari ruang makan. Kemudian ia melihat Ji Yi berdiri di samping. Wanita itu segera memberinya senyuman, "Nona, Anda sudah bangun rupanya?"

Ji Yi mengangguk pelan, lalu menjawab, "Selamat pagi, Zhang Sao."

Beberapa saat berlalu dan Ji Yi menoleh pada He Jichen lagi. "Selamat pagi."

He Jichen membalas tatapannya, dan setelah beberapa saat, ia membalas sapaannya, "Pagi." He Jichen menoleh pada Zhang Sao. "Apakah sarapan sudah siap?"

"Sudah siap sejak tadi, Tuan He," jawab Zhang Sao dengan hormat.

He Jichen tidak menjawab, tapi menunjuk ke arah meja makan untuk Ji Yi. "Kau makan dulu. Masih ada urusan yang harus kuselesaikan."

He Jichen tidak menunggu reaksi Ji Yi, sesaat kemudian ia menyuruh Zhang Sao, "Ajak Nona Ji Yi makan."

Setelah berkata demikian, He Jichen menempelkan ponselnya ke telinga, berjalan melewati Ji Yi menuju tangga. Seiring dengan langkah kakinya, Ji Yi mendengar suaranya yang datar dan dingin berbicara dengan suara rendah dari arah belakangnya: "Maaf. Aku barusan ada urusan. Silahkan lanjutkan bicara."