"Hanhan sangat mendambakan seorang ayah. Muqing dan aku pernah mengajaknya pergi makan malam di sebuah restoran, dan ada sebuah keluarga yang duduk di samping kami. Keluarga itu memiliki seorang putri seusia Hanhan yang baru saja belajar bicara. Gadis kecil itu selalu memanggil "papa" dan kami bisa melihat betapa sang ayah sangat menyayanginya. Ayahnya selalu menjawab setiap panggilannya. Semakin sering gadis kecil itu memanggil sang ayah, suaranya semakin keras. Akhirnya, Hanhan tak dapat menahan diri dan menoleh ke arah gadis kecil itu. Hanhan tidak mengatakan apapun, tapi aku bisa melihat bahwa ia merasa iri, sangat iri…"
"Malam itu, saat kami pulang dan seusai aku membacakannya dongeng sebelum tidur, aku duduk untuk menulis di sebelahnya. Tengah malam, bocah itu mengigau dalam tidurnya. Itu adalah untuk yang pertama kalinya ia mengigau. Hanya satu kata yang diucapkannya. Kata itu adalah… Papa…"