Sang kepala pelayan mundur satu langkah, tak berani bersuara.
Han Zhifan tidak mempersulit kepala pelayan itu dan berkata, "Aku sendiri yang akan mempersiapkannya." Ia mengangkat dagu, mengisyaratkan agar kepala pelayan itu berlalu terlebih dulu.
Wanita itu tidak berlama-lama di sana. Melihat isyarat Han Zhifan, dia bergegas menuruni tangga.
Sesekali, suara tawa Cheng Han terdengar dari dalam kamar anak, diiringi dengan suara tawa Cheng Weiwan yang penuh kasih sayang.
Han Zhifan yang tadinya mengagumi suara itu, kini merasa hatinya bagai ditusuk pisau tajam. Rasa sakit itu menyesakkan dadanya.
Tidak ingin mendengar tawa mereka lagi, ia segera membalikkan badan dan berjalan ke arah ruang kerjanya.