Su Ya terkekeh, dengan canggung dan jengkel. "Aku bertengkar dengan Mama karena tepat ketika aku sedang bersiap-siap menikah dengan Chifeng, ia bersikeras ingin pergi bersama Papa untuk tinggal bersama Kakak. Aku iri karena merasa mereka lebih menyayangi Kakak daripada aku."
Qian Xun turut tersenyum. "Kakakmu sangat menyayangimu. Kalau ia tahu kau iri karenanya, ia pasti akan langsung datang dan menemanimu. Bagaimana kalau kau telepon? Kalau ia tidak terlalu sibuk, ia bisa pulang dan menginap untuk sementara."
"Mauku begitu, tapi ia benar-benar terlalu sibuk belakangan ini jadi aku ragu ia sempat melakukannya," jawab Su Ya dengan manja sebelum menyenggol lengan Qian Xun. "Kalau kau senggang, bagaimana kalau pergi belanja denganku hari ini, Bibi?"
Qian Xun menguap, menunjukkan rasa lelahnya. "Aku syuting semalaman dan belum tidur sama sekali."
"Kalau begitu… Bibi tidur saja dulu. Kita akan belanja lain kali."
"Tentu!"