Insiden di meja makan berlalu dengan lancar.
Su Ya menundukkan kepalanya dan kembali memakan sarapannya dengan anggun. Akan tetapi, hatinya bergejolak, dan matanya hanya dipenuhi amarah. Perasaannya bisa tersembunyi dengan sempurna karena kepalanya tertunduk.
Setelah sarapan, ia bergegas pergi ke kamar Xu Lifeng dan menyalakan TV di ruang duduk dengan suara sangat keras. Setelahnya, ia menarik wanita itu ke dalam kamar. "Ma, Mama tahu apa yang Mama lakukan?"
Kali itu, Su Ya benar-benar murka dan nyaris tak bisa menahan amarahnya.
Xu Lifeng benar-benar terkejut, dan ia menatap putrinya dengan mata membelalak, entah kenapa merasa sangat takut. "A-apa…. Ada apa?"
Su Ya mengertakkan giginya. "Mama tahu apa yang Mama lakukan tadi? Kenapa Mama merebut ponsel Qianxun? Menurut Mama, kita belum cukup cepat mati?"