Chereads / Sinarnya yang berkilauan dan menyesakkan / Chapter 76 - Orang yang Tidak Bersalah Tidak Takut Gelap

Chapter 76 - Orang yang Tidak Bersalah Tidak Takut Gelap

Shi Guang benar-benar kesal. Ia benar-benar marah sampai hampir membanting ponselnya ke lantai.

Siapa? Orang ini begitu jahat sampai seniat itu menghancurkannya!

He Xinnuo? Benar! Tidak ada lagi yang mungkin selain dia!

Menarik napas panjang, Shi Guang memberi tahu diri sendiri untuk tetap tenang. Ia tidak bisa bersikap seperti kemarin ketika menghadapi He Xinnuo tanpa bukti sama sekali. Kalau begitu, He Xinnuo bukan hanya tidak akan mengakuinya, tapi Shi Guang juga mungkin akan terlibat masalah.

Namun sebelum ia bahkan bisa mencari He Xinnuo, perempuan itu justru datang mencarinya.

"Heh…!" Tawa tertahan terdengar dari He Xinnuo ketika berjalan menghampiri Shi Guang. Ia lalu mengejek dengan dingin, "Seperti yang selalu kubilang, sudah jelas, orang itu tidak lebih cepat dariku, ataupun lebih baik dari segi apapun. Dan aku masih bingung kenapa dia bisa menyandang gelar juara. Sekarang aku paham… semua itu berkat obat!"

Sebuah bola api menyala di hati Shi Guang, membakar hatinya dan membuatnya gila. Ia mengepalkan tinjunya erat, menahan diri untuk tidak berteriak marah atau menyerang He Xinnuo.

Pasti ada orang di dunia ini yang tidak akan merasa salah, meskipun kesalahan itu menguar langsung dari dalam tulang mereka. Mereka justru berpikir yang mereka lakukan adalah hal yang benar.

Bagi He Xinnuo, pengertian dari Shi Guang hanyalah bentuk dari rasa bersalah dari dalam dirinya. Ia lalu berseru dengan semakin senang, "Kenapa? Kau justru diam sekarang, karena sudah terekspos di internet, ya, 'kan? Bukankah kau begitu hebat, dan selalu berbicara dengan masuk akal?"

"Lebih baik kau diam." Shi Guang tidak menjawabnya bukan karena takut—ia tahu bahwa ia tidak melakukan semua itu, jadi kenapa ia harus takut?

"Tidak tahu malu! Beraninya kau berlagak benar bahkan setelah semua obat-obatan terlarang itu. Kau menjijikkan!"

Saat itu, Shi Guang benar-benar bersyukur ia dikaruniai hati yang kuat; saat itu ia bahkan masih bisa tertawa. Ia melayangkan pandangan dinginnya ke arah He Xinnuo, "Akhirnya aku paham. Mengalah dan memahami orang lain tidak selalu menyelesaikan masalah."

Setelah mengatakan hal itu, Shi Guang pergi.

Melihat punggung Shi Guang yang menjauh, hal itu justru terlihat sangat menyedihkan di mata He Xinnuo. Ia tertawa terbahak-bahak; hatinya terasa lega. Wajahnya secerah bunga yang bermekaran; hanya saja, bunga itu terlihat beracun.

Kepada Shi Guang, hati He Xinnuo dipenuhi kecemburuan yang ganas.

Namun rasa cemburu itu hanya dapat muncul karena mereka berdua sepadan. Kau bisa melihat ke sekeliling, contohnya… apakah ada orang yang tiba-tiba cemburu pada seseorang yang kaya raya tanpa alasan? Semua itu sebenarnya hanya perasaan iri.

Baru-baru ini saja, He Xinnuo menyadari bahwa ia tidak bisa lagi iri pada Shi Guang. Ditambah Lu Yanchen yang mempermainkannya, setiap tetes kemarahan, kegelapan, dan rasa frustrasi di hatinya telah menyala sepenuhnya.

Walaupun Wu Xing sudah mengingatkannya agar tidak menulis kiriman itu, dan dengan melakukannya, ia hanya akan menghancurkan dirinya sendiri, He Xinnuo tetap melakukannya.

Sementara semua orang di internet sedang menyalahkan Shi Guang, He Xinnuo justru merasa sangat bersemangat.

Ia berguling di tempat tidurnya, tertawa-tawa sambil memegang ponselnya dan membaca komentar-komentar itu; ia begitu bersemangat sampai tidak tidur bahkan sekejap pun.

Bagaimana ia bisa beristirahat dengan tenang tanpa melihat betapa menyedihkannya Shi Guang sekarang? Karena itu, walaupun sekarang adalah hari liburnya, He Xinnuo tetap menghadiri klub renang.

Setelah menenangkan diri, Shi Guang mulai memikirkan cara untuk menyelesaikan ini. Ia juga telah menjalani tes bebas narkoba sebelum Pertandingan Universitas. Selama mereka akan mengumumkan hasil tesnya, ia akan terbukti tidam bersalah.

Pertama, ia pergi mencari Bos Lei.

Berkat kiriman ini, Bos Lei marah besar.

Shi Guang adalah anggota klubnya. Hal ini tidak hanya akan berpengaruh pada Shi Guang, tapi juga pada citra dari klubnya. Para netizen itu tidak hanya menyerang Shi Guang di dunia maya, tapi juga memberikan ulasan buruk bagi klubnya.

'Orang yang memulai semua ini lebih baik tidak bertemu denganku. Aku tidak akan melepaskannya begitu saja.'

Bos Lei bukanlah orang yang ramah. Baginya, hanya ada dua jenis orang di dunia ini: yang berguna baginya, dan yang tidak berguna baginya.

Tentu saja nada suaranya tidak ramah saat menghadapi Shi Guang.

Aura membunuh memenuhi ruangan kantor itu saat ia meneriaki Shi Guang, "Beri tahu aku—apa-apaan ini?"

Wajah mungil Shi Guang memucat. "Saya tidak melakukannya! Saya dijebak! Selama hasil tes saya dipublikasikan, saya pasti terbukti tidak bersalah."

"Kau pikir hasil tes itu bisa dipublikasikan semaumu? Saya baru saja ditelepon, dan mereka minta saya menemui si A dan si B! Omong kosong! Biasanya mereka terlihat andal. Tapi begitu ada masalah, mereka semua lari dari tanggung jawab begitu saja! Seluruh prosesnya akan memakan waktu paling tidak setengah bulan. Sudah terlambat!"

Bos Lei begitu marah, ia memukulkan tangannya ke meja. Shi Guang menggigit bibir, jantungnya berdegup sangat kencang.

Setengah bulan…. Saat itu, orang-orang di luar sana pasti sudah menjatuhkan hukuman mati untuknya!

Setelah isu ini mendingin, bahkan kalaupun ia bisa membuktikan dirinya tidak bersalah, tidak akan ada yang mempercayainya!

"Jangan datang ke sini selama beberapa hari ke depan! Kita tunggu sampai semua ini beres!" Bos Lei melontarkan kata-kata itu sambil melambaikan tangan pada Shi Guang, menyuruhnya pergi.

Setelah Shi Guang pergi, ia kembali berteriak, "Tukang onar sialan! MEMBUATKU KESAL!"

Tepat saat itu, ponselnya berdering. Ia mengangkat telepon dengan suara yang sangat tidak ramah. Namun ketika ia mendengar suara di ujung lain telepon itu, matanya penuh kekagetan, dan amarahnya menguap begitu saja.

Tidak ada yang tahu apa yang dikatakan orang itu pada Bos Lei di telepon. Namun Bos Lei berubah menjadi sangat sopan, tanpa setitik pun amarah. "Y-ya…"