Chereads / Sinarnya yang berkilauan dan menyesakkan / Chapter 74 - Cinta yang Tidak Dapat Diungkapkan

Chapter 74 - Cinta yang Tidak Dapat Diungkapkan

Shi Guang tidak bisa meminta lebih daripada dibebaskan dari mencuci piring. Meskipun ia tersenyum, senyum itu terlihat jauh. "Kalau begitu aku pulang sekarang, ya? Kita impas sekarang."

Tatapan Lu Yanchen masih sedikit tajam, dan ia melihat ke arah Shi Guang dengan dalam. Shi Guang menatapnya dengan berani. "Atau, kau baru menganggapnya impas setelah aku mencuci piring?"

Chu Mubei menoleh ke arah Lu Yanchen, lalu ke arah Shi Guang. Ia terus melakukannya selama beberapa kali, seperti pemburu yang baru saja menemukan mangsanya. Penasaran, ia lalu bertanya, "Apa yang impas? Ayolah, beri tahu saja. Apa ada rahasia di antara kalian…."

"TIDAK!"

"TIDAK!"

Shi Guang dan Lu Yanchen langsung membantah.

Wajah Chu Mubei berkilau dan matanya berkilat jahil. "Wow! Kalian berdua sangat cocok!"

Wajah Lu Yanchen dipenuhi keangkuhan seraya menunjuk ke arah dapur dengan jarinya yang panjang dan kurus. "Cuci piringnya."

Ia lalu menoleh ke arah Shi Guang sebelum mengedikkan kepalanya ke arah pintu. Memahami hal ini, Shi Guang pun dengan cepat berbalik.

"Shi Guang, tunggu dulu! 'Dik Shi Guang!"

Tak peduli berapa kalipun Chu Mubei memanggilnya, Shi Guang telah mengambil tas dan meninggalkan tempat itu dengan angkuh. Ia sekarang merasa lebih tenang—dengan terbebas dari Lu Yanchen, tak ada lagi yang bisa lebih baik dari ini!

Chu Mubei terengah marah menatap Lu Yanchen. "Aku tidak mau mencuci piring! Kau lakukan saja sendiri!"

Tapi tentu saja, Lu Yanchen tidak peduli. Ia lalu berkata dengan nada mengancam, "Cepat cuci. Kalau sudah, sekalian bersihkan dapurnya supaya tetap bersih."

Usai mengatakan itu, ia melangkah meninggalkan ruang tamu dan duduk di sofa, menyalakan televisi untuk menonton berita ekonomi dengan santai.

Chu Mubei merasa acara menumpang makan ini tidak sepadan, karena awalnya ia berisik untuk mengganggu Lu Yanchen. Tapi Lu Yanchen malah terfokus pada berita yang ditontonnya.

Di tengah kemarahannya, Chu Mubei mencuci piring-piring dengan cepat dan membersihkan dapur dengan santai. Kerjanya benar-benar serampangan. Lagipula, besok akan ada tukang bersih-bersih yang datang.

Setelah mengeringkan tangannya, Chu Mubei menghampiri sofa dan berkata dengan ketus, "Sudah."

"Oh? Kalau begitu kau bisa pergi sekarang," Lu Yanchen menjawab dengan tak acuh.

"Bukannya tadi kau bilang mau mengatakan sesuatu?" Chu Mubei langsung menyesal saat itu! Ia harusnya langsung menghampiri Lu Yanchen begitu pria itu berkata ingin mengatakan sesuatu padanya.

"Memang iya?"

Chu Mubei nyaris meludahkan darah karena marah.

"Tadi saat aku bilang ingin membantu Shi Guang untuk bersih-bersih, kau berkata ingin mengatakan sesuatu kepadaku, jadi aku tidak bisa membantunya! Dan sekarang kau bilang tidak ada? Jelas sekali kau hanya tidak mau membiarkan Shi Guang menghabiskan waktu bersamaku. Kau takut dia akan jatuh cinta padaku! Setelah melihat dia begitu sibuk tadi, kau tidak mau dia mencuci piring-piring itu. Jadi kau mencari alasan dan mengembankan pekerjaan itu padaku!"

Lu Yanchen masih tak acuh seperti biasanya. "Kau sudah selesai? Kalau sudah selesai bicara, kau boleh pergi."

Karena Lu Yanchen membuatnya kesal, Chu Mubei semakin tidak ingin pergi; ia sengaja ingin melawan Lu Yanchen. Ia lalu mengeluarkan ponselnya dan bermain game selama beberapa waktu, lalu lanjut membaca berita. Ia lalu membuka Weibo.

Tiba-tiba, ia terperanjat.

"Kiriman ini. Bukannya ini tentang Shi Guang?"

Lu Yanchen bersikap seperti tidak mendengar apa-apa, dan terlihat tidak peduli.

"Pemenang nomor gaya bebas 200 meter di Kejuaraan Universitas memakai obat-obatan terlarang…."

Ketika obat-obatan terlarang dikaitkan dengan atlet, berita itu selalu menjadi topik sensitif.

Mata Lu Yanchen membeku, rasa dingin mengalir tak terkendali di dalam tubuhnya. "Berikan ponselmu. Berikan padaku."

Tanpa menunggu Chu Mubei mengulurkan tangannya, Lu Yanchen merebut ponsel itu.