Satu bidak catur terjatuh ke lantai, dan Rong Mo menunduk untuk mengambilnya. Menundukkan kepala, mata Shang Mo mendarat di tulang selangka Rong Mo yang putih dan halus, dan sekali lagi, ia merasakan hatinya berdesir.
"Giliranmu!"
Melihat Shang Mo belum bergerak cukup lama, Rong Mo mengingatkannya.
Shang Mo memalingkan pandangannya dan menatap Rong Mo, dan akhirnya baru memandang papan catur itu setelah memijat dahinya.
"Walaupun nama keluargamu bukan Shang, sekarang kau adalah bagian dari Keluarga Shang. Karena kau sudah terlibat dalam proyek ini, kau harus mengawasinya dengan benar," Shang Mo tiba-tiba berkata dengan nada datar.
Rong Mo, "..."
Kenapa rasanya seolah Shang Mo mencoba menjauhkan ia darinya? Meminta seorang tokoh utama laki-laki kedua seperti dirinya untuk mengawasi proyek.
Setelah meletakkan sebuah bidak, Rong Mo bersandar ke kursinya dengan malas.