Shang Mo? Pulang?
Rong Mo pun buru-buru berkata dengan suara parau, "P-Pak Shang!"
Tatapan Shang Mo berpindah dari Rong Mo ke permainan catur yang buntu. Maju dua langkah, ia berdiri di sebelah Rong Mo dan menunduk setengah badan, menarik sebuah bidak catur ke tengah papan.
Dan dengan begitu saja, permainan yang buntu pun diselesaikan.
"Kau perlu berpikir selama itu untuk sesuatu sesederhana ini?" Suara Shang Mo yang indah dan dalam terngiang seraya ia memiringkan kepalanya sedikit. Namun dengan begitu, bibirnya, menyentuh pipi Rong Mo.
Menyentuh mungkin bukan kata yang paling benar. Sebenarnya, mereka bersenggolan.
Kulit Rong Mo lembut dan halus. Begitu mereka bersentuhan, seluruh tubuh Rong Mo membeku seakan ada aliran listrik yang baru saja mengaliri sarafnya, membuatnya mati rasa.
Rong Mo terkejut, merasa seakan sebelah pipinya membara panas hingga ke telinganya.