Namun kata-kata Shi Guang yang kejam itu tidak membuat kesabaran Lu Yanchen menurun, karena ia justru mendengus dingin. "Shi Mungil, keberanianmu memang semakin tinggi sekarang, ya?"
Shi Guang mengerutkan bibirnya. "Bahkan tidak boleh memujimu. Kita tidak usah bicara lagi." Setelahnya, ia berpura-pura akan menutup teleponnya.
Wajah Lu Yanchen berubah semakin dingin. "Coba saja tutup."
Shi Guang memainkan rambutnya sebelum tersenyum cerah. "Karena kau sebegitu tidak sanggupnya kehilangan diriku, kurasa aku hanya harus memaksa diri untuk mengobrol denganmu sedikit lebih lama."
"Tapi aku tidak mau bicara denganmu lagi." Bibir Lu Yanchen melengkung jahil.
Mata Shi Guang melebar perlahan dan membelalak ke arah Lu Yanchen dengan dingin. "Lu Yanchen!"
"Tidurlah lebih awal."
"Aku juga ingin begitu. Tapi ada si Raja Tua Pencemburu."
"Apa yang tua?" Suara Lu Yanchen terdengar mengancam.