Lu Yanchen kemudian memeluk Shi Guang dengan erat sambil mencium dahinya dengan kuat—rasanya semakin hangat seiring waktu.
Mata Shi Guang setengah terbuka, masih menggumamkan mengenai ia merasa kedinginan, mengenai kakaknya, mengenai merindukan orang tuanya, mengenai bagaimana ia kira Lu Yanchen tidak penting baginya lagi tadi, namun begitu ia mendengar bahwa Lu Yanchen mengalami kecelakaan, ia merasa seakan seluruh jiwanya tercabik-cabik.
Ketika mendengar kekhawatiran Shi Guang, hati Lu Yanchen tercekik. Jelas, Shi Guang sedang linglung karena demam saat itu. Alasan kenapa Shi Guang mengoceh tanpa henti adalah untuk mencegah dirinya kehilangan kesadaran.
Lu Yanchen menangkupkan wajah Shi Guang yang hangat dan berpindah ke punggung lehernya. "Jangan bicara lagi. Istirahat saja yang benar. Kemungkinan besar akan ada orang yang mendatangi kita sebentar lagi. Kau akan merasa lebih baik begitu kau tidur."