Emosi Lu Yanchen pun terasa rumit saat itu, karena ia tak tahu harus berkata apa.
"Semenjak aku bersamamu, kau sangat baik padaku… begitu baik hingga aku bahkan lupa apa yang ingin kulakukan. Namun setelahnya, kau tiba-tiba meminta untuk berpisah, dan aku bahkan tidak tahu apa yang kukatakan selama mabuk! Meski jelas akulah yang menyebabkan semua itu, aku bersikap seakan kaulah yang mengecewakanku. Apakah kau merasa aku gila waktu itu?"
"Tidak!" Lu Yanchen membantah.
"Sekalipun kau merasa begitu, tidak apa-apa. Aku tidak akan menyalahkanmu. Meski aku mendendam dan membencimu setelah putus, aku tidak pernah sekali pun menyesal bertemu denganmu. Karena kau di sini lah masa mudaku begitu memesona." Shi Guang merasa tenggorokannya sedikit sakit ketika mengatakannya, dan ia pun mengernyitkan alis, memegang dagunya dan batuk perlahan.