Lu Yanchen menatapnya dengan diam, hatinya berdenyut sakit. Meski Shi Guang tampak seperti biasanya, ia tahu bahwa semenjak kakaknya menghilang, Shi Guang selalu bermimpi buruk dan terbangun ketakutan di malam hari—itu adalah kekhawatirannya yang dalam.
Ia tidak bisa menahan diri dan menjulurkan tangan untuk mengelus pipi Shi Guang. Ia kemudian menangkupkan punggung kepalanya dan melahap bibir lembutnya. Bibir Lu Yanchen yang lembut membuat Shi Guang mengerang tanpa sengaja. Seakan satu abad sudah berlalu, ciuman lembut itu akhirnya berakhir.
Shi Guang mendapatkan kekuatannya kembali dan memeluk pinggang Lu Yanchen. Pria yang hasratnya telah ditekan dengan pengendalian tinggi itu menguburkan kepalanya di leher Shi Guang. "Jangan tiba-tiba merayuku tanpa alasan."
"Hah?"
"Aku harus mengurus sesuatu." Ia menarik tangan Shi Guang hingga terlepas dan mengelus pipinya sebelum pergi.
Shi Guang sedikit terkejut. "..."