Sosok gadis cantik itu tampak begitu familiar, dan Shi Guang mengenalinya dengan sekali pandang. "Kakak?" panggilnya pelan. Akan tetapi, ia tidak bergerak, dan hanya tersenyum pada kakaknya.
Sudah tujuh tahun saat itu, dan kakaknya masih terlihat sama—kurus dan putih, tampak seakan satu hempasan angin saja bisa menjatuhkannya. Kalau ia tumbuh dengan normal, ia pasti tidak akan tampak seperti itu.
Shi Guang merasakan hidungnya sesak, dan cairan bening menetes dari matanya perlahan. Tetes demi tetes, seluruh tetesan itu meluncur menuruni pipinya.
"Kak!" Ia berlari menghampirinya dan berdiri di depan kakaknya dengan tak percaya, dan bertanya dengan waspada, "Kau akhirnya terbangun?"
"Mungil… jangan menangis." K menghiburnya pelan dan menepuk pipinya dengan lembut. Ia tidak menjawab pertanyaan Shi Guang, dan hanya tersenyum padanya. "..."