Sepulang Shi Guang dari rumah sakit, waktu sudah menunjukkan jam 9 malam. Sama seperti dua hari sebelumnya, ia tidak sengaja bertemu dengan Lu Yanchen sekali lagi di lantai bawah apartemen.
Shi Guang murung sekarang. Ketika ia pulang jam 5-6 sore ia berpapasan dengan Lu Yanchen, lalu ia juga bertemu dengannya saat pulang jam 11-12 malam. Dan sekarang, bahkan saat ia pulang jam 8-9 malam, ia masih bertemu dengan Lu Yanchen juga?
Kenapa begitu kebetulan?
Dan, persis saat dia tidak bisa menerka-nerka kebetulan yang terjadi, ia menyadari bahwa lelaki yang keluar dari mobil Lu Yanchen bukanlah Lu Yanchen. Itu temannya, Chu Mubei.
Wajah Chu Mubei cekung seolah ia sedang ada masalah. Sambil memutar-mutar kunci mobil di tangannya, dia tampak benar-benar masa bodoh. Ketika dia melihat Shi Guang, ekspresi terkejut terlintas di wajahnya yang kemudian dengan cepat digantikan oleh seringai seolah-olah dia adalah ikan yang baru saja melihat umpan.
Shi Guang membeku sejenak. Ketika dia melihat Chu Mubei mendekatinya, dia buru-buru pergi sambil mengambil langkah besar pada saat yang sama. Ia tidak ingin terlalu terlibat dengan Casanova yang suka minum teh bunga!
Tapi, Chu Mubei tidak akan membiarkannya. Ia datang dari samping Shi Guang, dengan tersenyum, "Shi Guang imut! Kamu juga tinggal di sini?" Ketika Chu Mubei mengatakan itu, alis kanannya bergerak-gerak seolah ia baru saja memikirkan sesuatu. Ia kemudian menunjukkan senyum penuh arti, "Lumayan juga! Kalian mengalami kemajuan yang sangat pesat, ya? Lu Yanchen itu benar-benar gesit, akurat, dan kejam dalam menyerang! Tidak terpikirkan bahwa kalian akan hidup bersama begitu saja! "
Saat Shi Guang mendengar itu, ia tahu bahwa Chu Mubei pasti berpikir kotor karena wajahnya berubah menjadi hitam, "Apanya yang hidup bersama? Tolong jangan membuat prasangka tak berdasar. Aku tinggal di lantai sebelas. Lu Yanchen menetap di lantai dua belas."
"Sangaaaaatlah kebetulan?" Chu Mubei membalik pertanyaan dengan ekspresi tidak percaya.
Shi Guang mengangguk dengan berat.
Sambil menuju ke apartemennya, Shi Guang tidak boleh merasa terganggu dengan apakah Chu Mubei percaya atau tidak tentang kebetulan itu. Yang ia inginkan hanyalah menjauh darinya. Tapi, Chu Mubei tidak akan memenuhi keinginannya karena ia mengikutinya dengan dekat dan memasuki lift.
Ketika Chu Mubei melihat Shi Guang menekan tombol lantai sebelas, dia bergumam, "Sepertinya kau benar-benar tinggal di lantai sebelas. Tapi jujur, ikatan yang kalian miliki tak bisa diungkapkan dengan kata-kata."
Selain mengabaikannya, Shi Guang memutuskan untuk memperlakukannya seperti udara. Tapi, Chu Mubei terus-menerus berusaha untuk memaksakan percakapan, "Jadi, Shi Guang imut, apa kesanmu terhadap Lu Yanchen?"
Shi Guang merenungkan sejenak apa arti kata-kata itu sebelum memutar kepalanya perlahan dan memberinya tatapan peringatan, "Apa maksudmu?"
Chu Mubei memperlihatkan pandangan naifnya, "Tolong jangan menatapku seperti itu seolah-olah aku adalah orang jahat yang akan menculikmu!" Saat dia mengatakan itu, dia mengulurkan tangannya ke kepala Shi Guang.
Sambil mengerutkan kening begitu dalamnya sehingga seluruh dahinya dipenuhi garis kerutan, dia menampar tangan Chu Mubei. Chu Mubei sama sekali tidak marah seraya dia terus menanyainya, "Baiklaaaaah kalau begitu... Apakah kamu menyukai Lu tua kami? Alias Lu Yanchen!"
Pertanyaan ini menyebabkan Shi Guang bergidik hingga ia tidak bisa menahan diri untuk tidak membalas, "Siapa yang menyukainya?"
Reaksi yang cukup berlebihan, hingga membuat Chu Mubei menyipitkan matanya dan memperhatikannya dari kepala sampai kaki dengan ketenangan yang tidak tergoyahkan.
Tiba-tiba, bibirnya melengkung ketika dia menampakan ekspresi tercerahkan!
Itu membuat Shi Guang merasa sangat kesal hingga rasa malunya berubah menjadi kemarahan dan dia tidak bisa menahan diri untuk mengatakan, "Tuan Muda Chu! Tolong berhenti dengan tebakan-tebakan ngawur Anda!"
Chu Mubei tertawa kecil sambil menjulurkan lidahnya, mengeluarkan ekspresi yang sangat kurang ajar sambil menyuarakan nada menggoda dalam kata-katanya, "Aku hanya bertanya apakah kamu menyukainya atau tidak. Kenapa kau harus tampak bingung dan berubah jadi galak? Kecuali…."
Shi Guang memelototinya, "Siapa yang bingung? Siapa yang galak?"
Chu Mubei mengibaskan tangannya dan mengangkat bahunya, "Penampakanmu yang terlihat sekarang, bukankah kau bingung? Bukankah kau galak? Kau persis seperti seekor harimau betina kecil! Huehue…."
Tawa yang masuk ke telinganya ini sekarang membuatnya seperti merasakan perasaan seolah-olah dia adalah Harry Potter yang sedang menghadapi Voldemort; perasaan yang sangat tidak menyenangkan!
"..."
Syukurlah, lift sudah tiba di lantai sebelas. Tanpa menunggu sejenak, Shi Guang bergegas keluar saat suara Chu Mubei terdengar di belakangnya, "Jika kamu suka Lu Yanchen, kamu bisa datang mencariku! Tidak ada orang lain yang mengerti dia lebih baik daripada aku! Aku bisa membantumu mengejar dia…."