Lu Yanchen bersandar kembali ke sofa, terlihat agak tercengang.
"...Selama ini, kukira kalian menikah karena cinta. Siapa sangka itu sebenarnya…." Seraya Shen Lingshuang mengatakannya, matanya memerah. "Alah! Kau sudah tua sekarang dan sudah bisa berpikir sendiri, dan kau sudah cukup tua untuk bertanggung jawab atas keputusanmu. Tapi, aku benar-benar berharap kau tidak melakukan hal-hal dengan impulsif. Kau harus berpikir dengan matang sebelum menjalani semuanya agar kau tidak menyesal di kemudian hari. Di dunia ini, tidak ada yang namanya obat penyesalan."
Semakin banyak yang dikatakannya, semakin pula Shen Lingshuang mendapati dirinya tak mampu menahan isakannya.
Dulu ketika putranya kembali setelah putus cinta, ia terlihat seolah cacat. Cinta pertamanya itu adalah seseorang yang bahkan tidak boleh disebutkan. Sekali sebut, mata Lu Yanchen akan berubah merah nanar, seakan ia bisa menelan mereka kapan saja.