Paman Shi Guang pergi untuk mencari penyalur di pagi hari. Namun ketika ia kembali, waktu sudah larut malam. Shi Guang tidak kembali ke sekolah hari itu. Setelah membujuk neneknya agar tidur, ia pergi untuk duduk bersama bibinya di ruang tamu, menunggu pamannya kembali.
Ketika mereka melihat paman Shi Guang kembali, bibinya menyambutnya sambil bertanya dengan khawatir, "...Bagaimana? Kau berhasil menemukan penyalur?"
Pamannya mengepalkan tinjunya dengan erat dan dengan raut suram. Ia tak perlu menyuarakan jawabannya.
Saat itu sudah di tengah-tengah musim, dan penyalur sudah lama menerima stok yang cukup. Ditambah lagi, karena mereka tidak mengenalnya dan anggur itu adalah anggur berkualitas tinggi dengan harga yang mahal, mereka tentu saja enggan mengambil banyak stok.
Suasana di ruang tamu seketika berubah berat.
Shi Guang merasa sedih sekaligus bersalah.