Shi Guang terbangun dari tidurnya dengan setengah bingung.
Ia mengurut pelipisnya, dan kepalanya terasa sakit berdenyut-denyut sementara tenggorokannya terasa agak terbakar. Setiap kedipan matanya terasa seberat satu ton.
Setelah beberapa detik, ia melihat ke sekelilingnya yang tidak familiar. Tangan yang mengurut pelipisnya membeku. Ia sedang berbaring di kamar yang tak dikenal! Gordennya tidak dibuka, dan cahaya matahari merembet dari luar. Kamar itu besar, dengan perabot berwarna putih di mana-mana. Di mana ini?
Tapi ini sedikit familiar…. Rumah Lu Yanchen!
Kenapa ia ada di sini?
Shi Guang membelalakkan mata dengan terkejut seraya menoleh… untuk berhadapan dengan wajah yang begitu tampan, yang memasuki pandangannya.
"Lu Yanchen…,"
Ia menarik napas panjang dengan takut.
Astaga! Kenapa ia berbagi tempat tidur dengan Lu Yanchen!