Kata-kata itu memukul Yang Sitong dengan telak, dan rasa malunya berubah menjadi kemarahan. "Apa kau bilang?!"
"Kubilang, Lu Yanchen merasa jijik padamu dan membencimu!"
Yang Sitong benar-benar menggertakkan giginya saat itu. Melihat tak ada orang di sekitarnya, ia tentu saja tidak merasa perlu bersikap sopan.
"Pelacur, kau lebih baik tutup mulut selagi masih bisa." Ia mendorong rambutnya yang terjatuh di sebelah telinganya dan tersenyum dengan anggun. "Bahkan kalaupun aku yang menguncimu hari ini, apa yang bisa kau lakukan padaku? Jangan bilang aku tidak pernah memperingatkanmu, tapi kau lebih baik menjauh dari Yanchen. Kalau tidak, aku pasti akan menghancurkanmu. Oh… tidak hanya kau, tapi keluarga dan teman-temanmu juga…,"
Menghancurkan?
Keluarga?
Teman?