Shi Guang berbaring di tempat tidurnya. Meregangkan kakinya yang panjang dan putih, ia memandang ke langit-langit sambil melakukan gerakan bersepeda. Namun pikirannya dipenuhi bayangan ekspresi Lu Yanchen dari sebelumnya. Sebersit rasa tidak senang perlahan menetap di dalam hatinya.
Ia bukannya harus pergi. Untuk apa Lu Yanchen bersikap seperti itu padanya?
Ia bahkan tidak ingin pergi! Ia bukan seseorang yang berambisi, dan tidak ingin terlibat dengan orang-orang di kalangan tersebut. Apapun yang terjadi, ia merasa dirinya semakin tidak senang semakin sering ia memikirkannya. Pada akhirnya, ia memutuskan untuk tidak menghadiri pesta itu.
Tapi pada hari pesta tersebut diadakan, Xiao Bai sudah mendesaknya melalui telepon pada siang hari. Setelah bertele-tele, Shi Guang akhirnya berkata ia tidak memiliki waktu luang.
Begitu Xiao Bai mendengarnya, ia tidak bisa menerimanya dan mengerang, menggeram, dan memohon, "Kakak, kita sudah sepakat kemarin!"